Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren pertumbuhan kredit perbankan yang melandai, pendapatan non-bunga (fee based income) bisa jadi makin diandalkan bank.
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan mengtakan, pihaknya sudah lama fokus kepada fee based income, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang belum menuju kepastian ini.
"Sudah lama kami fokuskan fee income terutama dalam situasi kondisi seperti saat ini, dengan ketidakpastian dan domestik maupun geopolitik, maka fee based income menjadi semakin penting," kata Lani saat dihubungi Kontan, Selasa (22/7/2025).
Melansir laporan keuangan, hingga Mei 2025 CIMB Niaga telah membukukan fee based income sebesar Rp 2,27 triliun. Nilai ini sedikit menurun 3,47% year-on-year (yoy) bila dibandingkan dengan periode sama tahun 2024 yang sebesar Rp 2,36 triliun.
Baca Juga: Perbankan Genjot Fee Based Income Lewat Digitalisasi dan Ekosistem Baru
Lani menyebutkan, fee based income CIMB Niaga berasal dari treasury valas, biaya transaksi, wealth management, merchant biz, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) mencatatkan pendapatan non bunga menjadi sebesar Rp 197,9 miliar hingga akhir Juni 2025.
Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen Maswar Purnama mengatakan, secara tahunan, pendapatan non bunga Bank Mandiri Taspen mengalami penyesuaian, yang utamanya disebabkan normalisasi pada komponen pendapatan non-recurring.
Ia mencatat pendapatan recurring income Bank Mandiri Taspen menunjukkan pertumbuhan. "Namun demikian, kami mencatat pertumbuhan positif pada pendapatan recurring, yang menunjukkan keberhasilan strategi Bank dalam membangun sumber pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan," kata Maswar.
Kata Maswar, pendapatan non bunga Bank Mandiri Taspen ditopang dua pilar utama, yakni pendapatan layanan e-channel dan pendapatan administrasi kredit.
"Pendapatan layanan e-channel yang tumbuh seiring peningkatan transaksi digital melalui aplikasi Movin by Mandiri Taspen. Penguatan fitur digital, program seasonal, serta kemudahan transaksi bagi segmen pensiunan menjadi kunci pertumbuhan pada lini ini," tambahnya.
Pendapatan administrasi kredit berasal dari segmen pensiunan sebagai bisnis inti bank. Sinergi dengan mitra strategis dan peningkatan efisiensi proses juga turut memperkuat kontribusi dari pos ini.
Di tengah tren perlambatan pertumbuhan kredit industri, Bank Mandiri Taspen menegaskan untuk terus mengakselerasi berbagai inisiatif strategis untuk memperkuat sumber pendapatan non bunga, dengan tetap mengacu pada kekuatan utama Bank di segmen pensiunan.
Baca Juga: Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal I-2025, Ini Pendorongnya
Sementara itu, OK Bank menyebut, untuk saat ini tidak begitu bergantung terhadap fee based income. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR atau OK Bank) Efdinal Alamsyah.
Efdinal menyampaikan kondisi ini disebabkan karena adanya keterbatasan produk dan layanan yang tersedia di OK Bank. Meskipun begitu, dia menyampaikan bahwa ke depan OK Bank bakal terus meningkatkan pendapatan non bunga dengan mengoptimalkan layanannya.
"Tapi untuk mendorong peningkatan pendapatan non-bunga, OK Bank mengoptimalkan layanan digital, biaya administrasi, transaksi perbankan, serta perluasan layanan pembayaran," ungkap Efdinal.
Melansir laporan keuangan, hingga Mei 2025 pendapatan non bunga OK Bank sebesar Rp 10,76 milar. Nilai ini tercatat meningkat sebesar 74,8% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya yang senilai Rp 6,15 miliar.
Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) Doddy Ariefianto mengatakan, bank-bank yang mengandalkan pendapatan non bunga mayoritas besar ialah bank-bank KBMI 3-4.
"Pada bank-bank dari KBMI 3-4 tersebut (pendapatan non bunga) bisa mencapai 20%-25% dari total revenue. Karena di luar kategori bank-bank tersebut ya porsinya relatif kecil, yaitu hanya sekitar 10%," ungkap Doddy.
Menurutnya, pendapatan non bunga bank saat ini terutama bersumbar dari fee transaction banking seperti transfer, giro, administratif rekening. Selain itu, juga disokong dari layanan trade service, wealth management, treasury atau derivative maupun capital market.
Selanjutnya: Budi Arie Jelaskan Perbedaan Koperasi Merah Putih dengan Koperasi Simpan Pinjam
Menarik Dibaca: Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Perkuat Ekosistem Usaha Lewat Gaderian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News