Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank besar tumbuh kencang sepanjang 2021 setelah tahun sebelumnya anjlok dalam akibat dampak pandemi Covid-19. Beberapa bank bahkan telah meraup laba melebihi capaian pada tahun sebelum pandemi mencuat.
Pertumbuhan kinerja bank-bank besar ini, salah satunya ditopang oleh fee based income yang meningkat cukup baik. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengantongi pendapatan non bunga sebesar Rp 21,427 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 6% dari tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Fee based income (FBI) sendiri tumbuh 11,5% YoY menjadi Rp 14,68 triliun. Sisanya berasal dari trading income yang turun 37,8% YoY jadi Rp 2,43 triliun dan pendapatan fee lain-lain Rp 4,3 triliun.
BCA meraup laba bersih Rp 31,42 triliun tahun lalu. Itu sudah melampaui perolehan laba perseroan pada tahun 2019 sebelum adanya pandemi yakni sebesar Rp 28,6 triliun.
Baca Juga: Perkuat Bisnis, Bank Besar Poles Anak Usaha Bank Digital
Adapun PT Bank Mandiri Tbk membukukan pendapatan non bunga konsolidasi sebesar Rp 32,273 triliun, tumbuh 9% YoY dari tahun 2020. Bank ini mengantongi FBI tumbuh 12,6% YoY jadi Rp 12,29 triliun. Sisanya dari pendapatan recovey yang naik 27,4% ke Rp 4,7 triliun, transaksi forex dan derivatif naik 15,5% ke Rp 7,2 triliun dan pendapatan fee anak usaha Rp 7,03 triliun.
Pertumbuhan FBI Bank Mandiri terutama ditopang oleh fee dari transaksi e-channel yang meningkat 20,1% jadi Ro 2,84 triliun dimana pendapatan dari Livin, SMS Banking dan Internet Banking melonjak 48,6% jadi Rp 1,43 triliun.
Lalu pendapatan dari mutual fund dan bancassurance naik 30,15 jadi Rp 845 miliar, fee administrasi kredit naik 16,9% jadi 3,7 triliun, serta fee dari DPK, pengelolaan kas, dan remitansi naik 3,3% jadi Ro 3,6 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan pendapatan non bunga meningkat 14% YoY dari Rp 28,4 triliun menjadi Rp 32,4 triliun. FBI sendiri mencapai Rp 16,5 triliun atau tumbuh 9% dari tahun sebelumnya. Sisanya dari pendapatan recovery, treasury dan lain-lain.
Baca Juga: BSI Catat Penyaluran Pembiayaan UMKM Capai 23,05% dari Total Portofolio
Pertumbuhan FBI BRI terutama ditopang dari biaya administrasi kredit yang naik 17% jadi Rp 1,78 triliun, fee terkait asuransi naik 71,3% jadi Rp 780 miliar, transaksi e-channel naik 8,1% jadi Rp 6,3 triliun dan lain-lain.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menorehkan pertumbuhan pendapatan non bunga 12,8% YoY ke Rp 13,63 triliun. Dimana fee dari segmen konsumer naik 6% ke Rp 6,37 triliun dan dari bisnis banking naik 10,7% menjadi Rp 6,15 triliun.
Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong dari pendapatan transaksi ATM dan e-channel yang menyumbang Rp 1,55 triliun atau tumbuh 14,5%.