kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pendapatan Non Bunga Sejumlah Bank Besar Tumbuh Kencang


Minggu, 06 Februari 2022 / 20:51 WIB
Pendapatan Non Bunga Sejumlah Bank Besar Tumbuh Kencang
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah pada kantor cabang BNI?di Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (23/9/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank besar tumbuh kencang sepanjang 2021 setelah tahun sebelumnya anjlok dalam akibat dampak pandemi Covid-19. Beberapa bank bahkan telah meraup laba melebihi capaian pada tahun sebelum pandemi mencuat. 

Pertumbuhan kinerja bank-bank besar ini, salah satunya ditopang oleh fee based income yang meningkat cukup baik. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengantongi pendapatan non bunga sebesar  Rp 21,427 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 6% dari tahun sebelumnya (year on year/YoY). 

Fee based income (FBI) sendiri tumbuh 11,5% YoY menjadi Rp 14,68 triliun. Sisanya berasal dari trading income yang turun 37,8% YoY jadi Rp 2,43 triliun dan pendapatan fee lain-lain Rp 4,3 triliun.

BCA meraup laba bersih Rp 31,42 triliun tahun lalu. Itu sudah melampaui perolehan laba perseroan pada tahun 2019 sebelum adanya pandemi yakni sebesar Rp 28,6 triliun. 

Baca Juga: Perkuat Bisnis, Bank Besar Poles Anak Usaha Bank Digital

Adapun PT Bank Mandiri Tbk membukukan pendapatan non bunga konsolidasi sebesar Rp 32,273 triliun, tumbuh  9% YoY dari tahun 2020. Bank ini mengantongi FBI tumbuh 12,6% YoY jadi Rp 12,29 triliun. Sisanya dari pendapatan recovey yang naik 27,4% ke Rp 4,7 triliun, transaksi forex dan derivatif naik 15,5% ke Rp 7,2 triliun dan pendapatan fee anak usaha Rp 7,03 triliun. 

Pertumbuhan FBI Bank Mandiri terutama ditopang oleh fee dari transaksi e-channel yang meningkat 20,1% jadi Ro 2,84 triliun dimana pendapatan dari Livin, SMS Banking dan Internet Banking melonjak 48,6% jadi Rp 1,43 triliun. 

Lalu pendapatan dari mutual fund dan bancassurance naik 30,15 jadi Rp 845 miliar, fee administrasi kredit naik 16,9% jadi 3,7 triliun, serta fee dari DPK, pengelolaan kas, dan remitansi naik 3,3% jadi Ro 3,6 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan pendapatan non bunga meningkat 14% YoY  dari Rp 28,4 triliun menjadi Rp 32,4 triliun. FBI sendiri mencapai Rp 16,5 triliun atau tumbuh 9% dari tahun sebelumnya. Sisanya dari pendapatan recovery, treasury dan lain-lain.

Baca Juga: BSI Catat Penyaluran Pembiayaan UMKM Capai 23,05% dari Total Portofolio

Pertumbuhan FBI BRI terutama ditopang dari biaya administrasi kredit yang naik 17% jadi Rp 1,78 triliun, fee terkait asuransi naik 71,3% jadi Rp 780 miliar, transaksi e-channel naik 8,1% jadi Rp 6,3 triliun dan lain-lain. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menorehkan pertumbuhan pendapatan non bunga 12,8% YoY  ke Rp 13,63 triliun. Dimana fee dari segmen konsumer naik 6% ke Rp 6,37 triliun dan dari bisnis banking naik 10,7% menjadi Rp 6,15 triliun. 

Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong dari pendapatan transaksi ATM dan e-channel yang menyumbang Rp 1,55 triliun atau tumbuh 14,5%.

Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI mengatakan, mayoritas pos pendapatan fee based income perseroan pada 2021 telah mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya aktivitas bisnis dan masyarakat. 

"Seiring dengan outlook 2022 yang lebih optimis, serta strategi untuk meningkatkan transaksi debitur dan value chain-nya, kami optimis dapat merealisasikan fee income lebih baik tahun ini," kata Novita pada KONTAN, Jumat (4/2).

Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan terus memaksimalkan pendapatan transaksional dalam memacu fee based income tahun ini.  "Di sisi lain, pertumbuhan FBI yang berasal dari biaya admin kredit juga diproyeksikan meningkat sejalan dengan pertumbuhan kredit yang semakin membaik," tambahnya.

Adapun pertumbuhan FBI tahun lalu menurut Sigit lebih ditopang oleh pendapatan yang sifatnya transaksional, baik dari Livin maupun Kopra.

Sementara Aestika Oryza Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pihaknya akan akan selalu berinovasi untuk menghadirkan diversifikasi jenis produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah. Sehingga pada akhirnya mendorong pertumbuhan pendapatan bagi perseroan, termasuk FBI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×