kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Pendapatan Perbankan dari Layanan Remitansi Terus Bertumbuh


Rabu, 06 September 2023 / 19:55 WIB
Pendapatan Perbankan dari Layanan Remitansi Terus Bertumbuh
ILUSTRASI. Pegawai Bank Mandiri menjelaskan fitur Livin' by Mandiri kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kantor Remitansi Bank Mandiri cabang Hong Kong, Keswick, Hong Kong, Rabu (28/6/2023). Kantor remitansi Bank Mandiri Hong Kong saat ini melayani lebih dari 25 ribu PMI. Sejumlah perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif pada segmen bisnis remitansi di penghujung tahun ini.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif pada segmen bisnis remitansi di penghujung tahun ini. Hal ini seiring dengan konsistensi yang dilakukan bank dalam mendorong perluasan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat dan nasabah untuk kebutuhan pengiriman uang atau remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

PT Bank Mandiri misalnya, yang hingga Juli 2023 mencatat peningkatan frekuensi transaksi layanan remitansi mencapai 12% secara tahunan, sementara volume transaksi remitansi meningkat 5% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Senior Vice President Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, pertumbuhan transaksi remitansi secara umum didukung dengan telah live nya fitur Remitansi Digital di Livin by Bank Mandiri, dimana transaksi yang diproses terus tumbuh rata-rata 20% setiap bulannya. 

Baca Juga: Transaksi Remitansi BRI, BCA dan Mandiri Menanjak di Akhir Tahun 2022

"Pertumbuhan dari bisnis remitansi mendorong pendapatan komisi bank tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," ujar Evi kepada kontan.co.id, Rabu ( 6/9).

Asal tahu saja, pada semester I-2023 pendapatan komisi BMRI mencapai Rp 9,22 triliun, meningkat dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,10 triliun.

Ia mengatakan, negara penyumbang incoming remittance terbesar Bank Mandiri yakni, Singapura, USA, dan Arab Saudi. Sementara negara penyumbang outgoing remittance terbesar bank Mandiri yakni, Singapura, China, dan Hongkong.

Di tahun ini, pihaknya memproyeksikan transaksi pada bisnis remitansi akan terus tumbuh hingga 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, dampak dari pertumbuhan transaksi pun diproyeksikan akan mendorong pendapatan berbasis komisi bisa meningkat 5%-10% hingga akhir tahun ini.

Evi menerangkan, dalam meningkatkan layanan remitansi, Bank Mandiri melalui Livin by Mandiri terus berinovasi dalam pelayanan terhadap nasabah dengan mengeluarkan fitur-fitur unggulan yang sangat memudahkan nasabah dalam bertransaksi di Bank Mandiri.

Baca Juga: Bank Mandiri catatkan nilai transaksi remitansi tumbuh 40% hingga Agustus 2021

"untuk layanan remitansi, Nasabah semakin dipermudah dengan kemudahan buka rekening Tabungan Valas di Livin by Mandiri dan melakukan penukaran dari dan ke mata uang asing, dan menggunakan rekening tersebut untuk bertransaksi sesuai kebutuhan nasabah, dimana untuk pengiriman uang ke luar negeri yang cepat, utuh, mudah dan murah, Bank Mandiri akan terus menambah akses tujuan transaksi ke koridor koridor baru ke semakin banyak negara," jelasnya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility PY Bank Central Asia (BCA) Hera F. Haryn juga menyampaikan, kinerja layanan remitansi di BCA terus bertumbuh dan mengalami peningkatan positif. Dengan kontributor terbesar dari transaksi remitansi antara lain berasal dari negara Tiongkok dan Singapura.

"Respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya transaksi remitansi via KlikBCA Bisnis yang telah dilengkapi pula dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remitansi nominal besar," ujar Hera.

Hera menjelaskan, pertumbuhan transaksi perdagangan internasional melalui mata uang lokal (local currency settlement/LCS) dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok juga terus bertumbuh. Per Juni 2023, transaksi LCS yang dilayani BCA meningkat lebih dari 51% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dengan kondisi demikian, BCA berkomitmen untuk terus menjaga kerja sama dengan bank koresponden. Selain itu, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi bersama fintech maupun penyedia layanan remitansi non-bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi nasabah.

Baca Juga: Transaksi remitansi Bank Mandiri di kuartal I 2021 masih melambat

Adapun pertumbuhan transaksi remitansi turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Secara keseluruhan, pendapatan selain bunga BCA tumbuh 9,4% YoY menjadi Rp 12,2 triliun di semester I-2023, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4% YoY mencapai Rp 8,6 triliun.

"Kami akan terus memastikan layanan remitansi BCA sebagai layanan yang andal dan terus memberi manfaat bagi nasabah, sehingga jumlah transaksi remitansi diharapkan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini," tandasnya.

Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI melihat potensi bisnis dari transaksi remitansi masih tetap tumbuh positif di tengah pemulihan ekonomi global. BRI bahkan memasang target pertumbuhan bisnis remitansinya di angka dua digit pada tahun 2023.

Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI menyebut, pertumbuhan pendapatan bisnis remitansi BRI tumbuh 75% hingga saat ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sumber transaksi terbesar untuk segmen remitansi BRI berasal dari negara-negara yang memiliki Indonesia business related yang kuat seperti USA, beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Belanda serta Negara Jepang dan China.

Baca Juga: Dorong bisnis remitansi, perbankan gandeng fintech

Transaksi remitansi BRI pun turut memberikan dampak positif terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp 10,22 triliun.

Untuk terus mendorong segmen bisnis remitansinya, BRI sudah memasang strategi utama dengan melakukan kerja sama menggandeng para mitra dan pemain global. Strategi lain yang juga dilakukan adalah dengan memperkuat kapasitas teknologi dan melakukan peningkatan terkait dengan produk dan layanan BRI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×