kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengajuan calon direksi BJB dipertanyakan


Selasa, 11 Maret 2014 / 07:13 WIB
Pengajuan calon direksi BJB dipertanyakan
ILUSTRASI. Cara Screenshot di Laptop Windows 10/11 Tanpa Aplikasi Tambahan, Ada Snipping Tool


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Kursi direksi Bank Jabar dan Banten (BJB) belakangan ini memanas. Pemicunya adalah pengajuan empat nama calon direksi BJB yang dianggap kontroversial.

Keberatan muncul dari DPRD Jawa Barat. Mereka memprotes pengajuan empat calon direksi BJB ke OJK karena dianggap tak transparan. "Seharusnya kami mendapat informasi nama-nama yang diajukan sebelum diserahkan ke OJK," kata Maman Abdurrahman, Anggota Komisi C DPRD Jawa Barat kepada KONTAN, Senin (10/3).

Maman menegaskan DPRD Jawa Barat adalah mitra kerja Pemprov Jabar, selaku pemegang saham BJB. Setiap penyertaan modal ke BJB dari Pemprov Jabar menjadi pengawasan DPRD Jabar. "Sehingga menginformasikan kepada kami juga semestinya dilakukan BJB," ujar Maman.

BJB memang mengajukan fit and proper test ke OJK untuk mengisi dua jabatan yang kosong, yaitu Direktur Komersial dan Direktur Tresuri dan Internasional. Ada empat calon diajukan: Acu Kusnandar, Yusup Saadudin, Ahmad Irfan dan Agus Riswanto.

Acu Kusnandar dikabarkan pernah tidak lulus fit and proper test dari Bank Indonesia sehingga turun dari jabatannya sebagai direksi. Sementara Toto Siswanto, sosok yang selama dua periode menduduki peringkat pertama dalam fit and proper test dari BI justru tidak masuk dalam empat nama yang diajukan ke OJK. "Kami tak bisa komentar karena tak pernah diinformasikan hal seperti ini," ujar Maman.

Direktur Utama BJB Bien Subiantoro menjelaskan, calon direksi diajukan oleh pemegang saham, setelah menerima hasil penilaian dari Komite Remunerasi dan Nominasi, yang merupakan organ Dewan Komisaris.

Di tengah kontroversi itu, beredar pula rumor bahwa Bien Subiantoro dan Direktur Konsumer BJB, Arie Yulianto tidak lulus dalam seleksi fit and proper test oleh BI. Alhasil, keduanya tak bisa menjabat lagi sebagai Direksi BJB. Tapi Bien membantah rumor ini. "Saya tidak/belum menerima surat dari Dewan Gubernur BI tentang fit and proper test. Itu info dari mana?" ungkap Bien kepada KONTAN.

OJK yang kini memegang kewenangan fit and proper test direksi bank belum memutuskan hasil ujian Bien dan Arie. "Seleksi belum selesai. Karena di Komite Nominasi dan Remunerasi OJK, proses seleksi mereka masih harus melengkapi persyaratan lain," kata Nelson Tampubolon, Anggota Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan, Minggu (9/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×