Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri uang elektronik di Indonesia makin bertumbuh. Data Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Maret 2023 tumbuh 11,39% (yoy) mencapai Rp 34,1 triliun. Hal itu membuat sejumlah pemain di bisnis dompet digital terus melanjutkan ekspansinya.
Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan uang elektronik sudah pasti akan terus meningkat ke depannya.
Menurut dia, uang elektronik atau uang digital adalah tren masa depan. Ditambah, saat ini masyarakat juga makin terbiasa menggunakan uang digital dan sejenisnya.
"Seiring aktivitas ekonomi yang makin meningkat pasca meredanya pandemi Covid-19, penggunaan uang digital juga akan makin tinggi," ucap dia, Jumat (19/5).
Baca Juga: GoPay akan Dikembangkan Menjadi Aplikasi Tersendiri
Sementara itu, Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi tak memungkiri penggunaan uang elektronik akan meningkat terus dari waktu ke waktu.
Dia bahkan memprediksi sepanjang tahun ini pencapaian transaksi elektronik bisa tumbuh 30% jika dibandingkan tahun lalu.
"Hal itu juga didorong penggunaan uang tunai yang kian berkurang menuju cashless, terutama sejak pandemi Covid-19," ujar dia.
Selain itu, Heru bilang penyebab utama penggunaan uang elektronik akan meningkat karena terjadi transformasi masyarakat, industri keuangan dan layanan digital, yang membuat cashless kian mudah dan disukai masyarakat.
Baca Juga: Cek Tahapan dan Cara Transfer DANA ke OVO, Pengguna Wajib Tahu
Adapun kini pembayaran transportasi online sudah memakai e-wallet, pembayaran e-commerce, hingga belanja bisa pakai QRIS.
Namun, Heru mengatakan salah satu hal yang perlu diantisipasi, yakni soal segi keamanan keuangan digital dan sistem keuangan secara umum tentu harus dijaga agar terbebas dari ancaman kejahatan siber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News