kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penundaan cicilan berisiko kerek kredit macet multifinance


Selasa, 31 Maret 2020 / 16:52 WIB
Penundaan cicilan berisiko kerek kredit macet multifinance
ILUSTRASI. Petugas multifinance pembiayaan melayani pengunjung mengamati alat berat di pameran Jakarta.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) multifinance diperkirakan melonjak akibat relaksasi kredit debitur yang terkena dampak virus corona (Covid-19). Untuk mengantisipasi hal itu, pelaku bisnis multifinance pasang strategi demi menjaga NPL tahun ini.

PT BCA Finance memprediksi risiko kenaikan kredit bermasalah bisa tembus di atas 2% ke depan. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menyebut risiko tersebut hanya bersifat sementara dan kemungkinan kembali normal pasca pandemi corona usai.

Baca Juga: Dari multifinance hingga asuransi, berikut kebijakan stimulus dari OJK

“Kalau kenaikan NPF, saya kira secara alami pasti akan terjadi. Tapi kami yakin akan bersifat sementara,” kata Roni kepada Kontan.co.id, Selasa (31/3).

Hingga saat ini, BCA Finance masih menyiapkan skema relaksasi bagi debitur terdampak corona yang mengajukan keringanan. Permohonan pengajuan keringanan bisa diakses melalui website BCA Finance.

Sementara itu, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyebut dampak corona meluas bukan hanya di sektor industri tetapi juga usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan demikian, perlambatan ekonomi secara menyeluruh akan berdampak terhadap kenaikan NPL.

“Peningkatan NPL tahun ini hampir bisa dipastikan akan terjadi tetapi angkanya belum bisa kami pastikan. Posisi Maret 2020 masih belum terlihat dari sisi angka dan rasio tetapi potensi peningkatan sudah mulai dan bisa kami lihat,” terang Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman.

Menurutnya, yang bisa dilakukan perusahaan adalah menghimbau debitur yang tidak terkena terdampak corona untuk melakukan pembayaran kredit secara teratur sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama guna memastikan rasio NPL tetap terjaga.

Sementara itu, sekitar 500 debitur terdampak corona telah mengajukan keringanan kredit hingga Senin (30/3). Dari jumlah itu, terbanyak adalah wiraswasta yakni 57%. Menyusul 37% karyawan segmen lain dan sisanya tersebar.

Adapun program keringanan yang ditawarkan CIMB Niaga Auto Finance berupa pengurangan nilai angsuran melalui perpanjangan tenor dan pembayaran ringan di depan kemudian pelunasan di belakang (ballon payment). Terakhir, program holiday payment bagi beberapa debitur yang bisnisnya sangat terdampak corona.

Sedangkan Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) Hafid Hadeli mengatakan, pihaknya akan menjaga rasio kredit macet dengan memperioritaskan pengelolaan aset piutang nasabah.

Baca Juga: Duh, relaksasi kredit bisa bikin bank rugi kalau tidak tepat sasaran

“Kami juga akan lebih selektif memberikan pembiayaan baru berdasarkan syarat dan kondisi (term and condition) agar pengelolaan aset lebih baik dan kualitasnya juga bagus,” ungkapnya.

Adira Finance juga mempersiapkan keringanan bagi debitur terdampak. Misalnya saja pinjaman sisa setahun diperpanjang jadi tiga hingga enam bulan berdasarkan penilaian kualitas debitur. Hal ini sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan keringanan berbentuk partial payment atuau sebagian pinjaman yang dibayarkan.

Asal tahu saja, Adira Finance mencatatkan rasio NPL 1,6% pada 2019 atau sama dengan realisasi Februari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×