Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan diharapkan memiliki dampak positif terhadap industri perbankan. Salah satunya terkait kualitas kredit yang membaik dengan didorong kemampuan nasabah dalam mencicil utangnya.
Memang, saat ini industri perbankan tengah dihadapkan pada peningkatan rasio Non Performing Loan (NPL) yang menjadi salah satu indikator kualitas kredit.
NPL gross perbankan berada pada level 2,27% per Juli 2024, naik tipis dari bulan sebelumnya 2,26% dan dari akhir tahun 2023 yang berada di level 2,19%.
Baca Juga: Simak Prospek Saham Bank Jumbo Setelah Tembus All Time High
EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko menuturkan, penurunan suku bunga acuan tidak secara langsung berdampak terhadap kualitas kredit. Namun, ia bilang itu akan berdampak pada pulihnya usaha nasabah dan kemampuan keuangan nasabah, dengan demikian kemampuan nasabah untuk mengangsur pinjaman juga pulih.
Ia mencontohkan sejak berakhirnya restrukturisasi Covid-19 pada 31 Maret 2024, posisi NPL KPR BCA tertinggi pada bulan Juni 2024 sebesar 1,7% dan saat ini dengan tindakan yang cepat, Welly menyebutkan sudah menunjukkan penurunan angka NPL.
“Jadi dengan penurunan suku bunga acuan ini, dapat mendukung strategi kami dalam menurunkan NPL dengan lebih cepat,” ujarnya, Senin (23/9).
Sebagai informasi, sampai dengan separuh pertama 2024, NPL kredit BCA secara umum berada di angka 2.2%, meningkat 30 basis poin dibanding periode yang sama tahun lalu. Ia yakin akan mampu menjaga kualitas kredit dengan baik dan tetap berada di bawah industri.
“Kami mengharapkan sampai akhir tahun 2024 ini, kami dapat menjaga angka NPL khususnya KPR bisa di bawah 1,5%,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo membenarkan jika penurunan suku bunga terus berlanjut tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan bayar debitur. Sebab, penurunan suku bunga dalam jangka panjang juga akan dilakukan adjustment terhadap suku bunga kredit termasuk KPR.
Baca Juga: BI Rate Dipangkas, Perbankan Bersiap Menurunkan Suku Bunga Simpanan
Tak hanya itu, jika suku bunga menurun tentu akan berdampak pada kondisi inflasi yang akan menurun. Alhasil, hal tersebut bisa kembali meningkatkan daya beli masyarakat yang memang saat ini juga menjadi tantangan.
Sependapat, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang perbaikan kualitas kredit belum terlalu terlihat dampaknya, karena terlalu baru.
Hanya saja, kalau nantinya bunga kredit bisa kembali rendah, ia melihat kualitas kredit akan kembali bagus karena cicilan menjadi lebih terjangkau.
“Kemampuan cicil akan bagus across segment, bukan hanya konsumer,” ujar Lani.
Ia menyebutkan NPL CIMB Niaga per Agustus 2024 saat ini berada di level 2,02% untuk gross dan net hanya 0,74%. Saat ini pihaknya pun fokus di kualitas aset yang bagus sebagai antisipasi biaya dana yang tinggi.
Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat
Alhasil, dengan kualitas aset yang relatif lebih baik dari industri, ia menyoroti akan ada keuntungan bagi provisi CKPN. Meskipun, saat ini penurunan biaya provisinya sudah lumayan maksimal.
“Kalau sampai akhir tahun rasanya NPL tidak akan bergerak banyak,” tambah Lani.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif pada nasabah. Sebab, jika biaya dana bank turun, konsumen bisa mengurangi biaya cicilan kredit karena bunga kredit yang turun.
“ini juga secara tidak langsung meningkatkan daya serap kredit konsumen karena dengan cicilan yang relatif sama dapat memperoleh nilai kredit yang lebih besar,” ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News