Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di tengah situasi ekonomi nasional yang melambat pada tahun lalu akibat melemahnya nilai tukar rupiah dan tingginya suku bunga, bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 20% pada November lalu.
Menurut Raden Soeroso, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Se-Indonesia (PERBAMIDA), segmen utama bisnis BPR adalah menyalurkan kredit di sektor mikro, kecil dan menengah yang potensinya di dalam negeri masih besar. Tak heran jika BPR tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif meskipun tak terlalu melonjak drastis.
Untuk tahun ini, pertumbuhan kredit BPR diperkirakan akan sesuai dengan pandangan Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan tumbuh di kisaran 15% dibanding tahun ini. "Namun untuk BPR Perbamida, kami yakin tetap bisa tumbuh sampai 20% seperti saat ini karena level mikro, kecil dan menengah, pasarnya masih cukup luas terutama untuk kebutuhan dalam negeri," kata Raden pada KONTAN, Minggu, (2/2).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga per November 2013, kredit yang telah disalurkan oleh BPR mencapai Rp 59,77 triliun. Jumlah ini berarti mengalami pertumbuhan secara year on year (YoY) 20,94%. Pada November 2012, jumlah kredit yang telah disalurkan BPR mencapai Rp 49,42 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News