kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,96   -25,77   -2.67%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran kredit makin berisiko


Selasa, 25 Agustus 2020 / 22:56 WIB
Penyaluran kredit makin berisiko
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Mandiri, salah satu bank anggota?Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Otoritas Jasa Kuangan (OJK) menyatakan berdasarkan pengawasannya hingga 27 Juli 2020, realisasi kredit di Bank Himbara m


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

Menurutnya risiko penyaluran kredit bakal tetap meninggi hingga akhir tahun, sebab tak semua debitur perbankan dapat memanfaatkan relaksasi restrukturisasi.

“Hingga akhir tahun, outlook kami LaR akan berada di kisaran 13%, karena meski ada stimulus POJK 11/2020, ada beberapa debitur yang mungkin tidak memenuhi kriteria sehingga tidak dapat memanfaatkan stimulus tersebut,” katanya kepada KONTAN.

Hingga semester I-2020, LaR bank berlogo angka 46 ini teratat sebesar 10,8%, meningkat 220 bps dibandingkan semester I-2019 sebesar 8,6%. Sementara hingga akhir tahun, peningkatan LaR diprediksinya bisa terjadi sebab, dari kalkulasi perseroan, setidaknya 6% dari nilai restrukturisasi akibat pandemi berpotensi gagal bayar.

Hingga akhir Juni 2020, perseroan tercatat telah merestrukturisasi kredit Rp 119,27 triliun dari. Artinya, ada sekitar Rp 7,25 triliun kredit yang direstrukturisasi akan gagal bayar.

Baca Juga: Kredit Bank Datang Saat Ekonomi Goyang

Sementara secara total BNI memproyeksikan akan merestrukturisasi kredit senilai Rp 146,67 triliun. “Kami berharap buat menekan risiko, stimulus restrukturisasi ini juga bisa diperpanjang dari tenggat pada Maret 2021 nanti,” sambung Osbal.

Tak cuma bank besar, bank menengah di kelas BUKU 3 seperti PT Bank BNI Syaria pun mengakui adanya peningkatan risiko penyaluran pembiayaan, entitas anak BNI ini bahkan mencatat pembiayaan berkualitas rendah per Juni telah mencapai 14,24%.

“Penopang utamanya berasal dari segmen UMKM yang meskipun secar nominal dari portofolio pembiayaan kami tidak besar, namun persentasenya besar,” kata Direktur Keuangan dan Operasional BNIS Syariah Wahyu Avianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×