kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Penyaluran kredit produktif BPD masih minim


Jumat, 29 Mei 2015 / 18:59 WIB
Penyaluran kredit produktif BPD masih minim
ILUSTRASI. Simak jadwal terbaru KRL Solo-Jogja, Sabtu, 16 Desember dan Minggu, 17 Desember 2023


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Porsi penyaluran kredit produktif dari total kredit di kalangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih rendah. Bahkan porsi kredit produktif (kredit modal kerja dan kredit investasi) dibanding total kredit BPD di kuartal 2015 justru mengalami penurunan dibanding kuartal I tahun 2014.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2015, jumlah kredit modal kerja dan kredit investasi yang disalurkan BPD mencapai Rp 92,92 triliun. Jumlah ini hanyalah 30,61% dari total kredit BPD yang mencapai Rp 303,53 triliun. Dengan demikian, penyaluran kredit konsumsi masih mendominasi portofolio kredit BPD sebesar 69,39% dari total kredit BPD.

Persentase kredit produktif BPD terhadap total kredit di kuartal I tahun ini justru menunjukkan sedikit penurunan dibanding kuartal I 2014. Kala itu, jumlah kredit modal kerja dan kredit investasi yang disalurkan BPD mencapai Rp 85,80 triliun.

Jumlah ini sebesar 31,93% dari total kredit BPD yang mencapai Rp 268,69 triliun. Dengan demikian, penyaluran kredit konsumsi masih mendominasi portofolio kredit BPD sebesar 68,07% dari total kredit BPD.

"Memang selama ini kredit BPD sebagian besar 75% adalah kredit konsumtif," kata Heru Kristiana, Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan IV pada KONTAN, Jumat (29/5).

Heru mengakui bahwa banyak BPD masih mengandalkan bisnis kredit multiguna kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di pemerintahan daerah asal BPD bersangkutan.

Selain itu, Heru mengatakan bahwa daya saing BPD juga masih relatif rendah. "Kondisi ini disebabkan kualitas SDM yang belum," pungkas Heru.

Heru berharap dengan adanya transformasi BPD yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada Selasa (26/5), lalu, ada perbaikan dalam pertumbuhan bisnis BPD, termasuk menyangkut kredit produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×