kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penyaluran kredit produktif BPD seret


Kamis, 26 Juli 2018 / 06:06 WIB
Penyaluran kredit produktif BPD seret
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Jatim


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pembangunan daerah (BPD) masih kesulitan menyalurkan kredit di sektor produktif. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2018 memperlihatkan, total penyaluran kredit produktif BPD hanya 29,11% atau Rp 116,21 triliun dari total penyaluran kredit sebesar Rp 399,14 triliun.

Bank Jawa Timur (Jatim) misalnya, dari penyaluran kredit sebesar Rp 32,19 triliun pada semester 1-2018, realisasi kredit produktif hanya Rp 9,87 triliun. Sementara sisanya ditopang oleh kredit konsumer.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan, risiko kredit produktif yang lebih tinggi daripada kredit konsumer jadi alasan utama. Selain itu pasar utama BPD memang aparatur sipil negara (ASN) dengan risiko rendah.

Selain itu, sindikasi kredit ke badan usaha milik negara (BUMN) lebih banyak mengalir kepada Bank BUMN. Selain itu, permintaan kredit produktif lebih banyak melalui kredit usaha rakyat (KUR) lantaran memiliki suku bunga yang murah. "Sementara Bank Jatim tidak menyalurkan KUR," jelas Ferdian.

Agar menggenjot kredit produktif tumbuh 12% di tahun ini, Bank Jatim akan terus melakukan pembiayaan di sektor pertanian. Selain itu di sektor korporasi lewat pembiayaan tol.

Sementara Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah Bank Jawa Tengah (Bank Jateng) Hanawijaya mengatakan, hingga 30 Juni 2018 penyaluran kredit produktif sebesar Rp 15,37 triliun. Angka ini sekitar 34,87% dari total kredit.

Kontribusi penyaluran kredit produktif yang masih mini lantaran infrastruktur Bank Jateng yang belum mumpuni untuk pembiayaan di sektor ini. "Infrastruktur baik organisasi, standard operating procedure (SOP) dan sumber daya manusia (SDM) masih belum mampu ke kredit produktif," ujar Hanawijaya, Rabu (25/7).

Hingga akhir tahun ini Bank Jateng menargetkan dapat menyalurkan kredit hingga Rp 48,83 triliun. Rinciannya, penyaluran kredit produktif sebesar Rp 19,53 triliun dan kredit konsumtif sebesar Rp 29,30 triliun.

Adapun Direktur Utama Bank Sumatera Utara (Bank Sumut) Edie Rizliyanto menjelaskan, pada semester 1-2018 Bank Sumut menyalurkan kredit sebesar Rp 20,4 triliun, tumbuh 15,9% yoy. Sekitar 62% dari total penyaluran kredit pada semester 1-2018 itu direalisasikan kepada sektor konsumtif dan sisanya ke sektor produktif. "Pengalaman BPD di kredit konsumtif tidak bisa serta merta di pindahkan ke produktif. Jadi perlu tahapan untuk menghindari risiko kredit macet," ujar Edie kepada Kontan.co.id, Senin (25/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×