Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Portofolio kredit hijau perbankan terus mengalir deras. Kondisi ini mencerminkan komitmen yang tinggi perbankan di Tanah Air menerapkan aspek keberlanjutan.
PT Bank Central Asia (BCA) menjadi bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit hijau tertinggi di semester I-2025 sebesar 34,6% secara tahunan atau year on year (YoY) mencapai Rp 103 triliun, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 triliun.
Adapun pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance) sebesar 21,1% YoY menjadi Rp 240 triliun.
"BCA berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp 3,2 triliun per Juni 2025," kata Presiden Direktur Bank Central Asia Hendra Lembong saat paparan kinerja pada Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Transaksi Digital BCA Tumbuh 19% di Semester-I 2025
Secara lebih rinci, penyaluran pembiayaan untuk usaha skala kecil dan menengah yang masuk dalam sektor berkelanjutan tumbuh 12,6% YoY menjadi Rp 136 triliun. Selanjutnya, penyaluran kredit kendaraan listrik (EV) tumbuh 118% YoY menjadi Rp 3,19 triliun.
Kemudian outstanding untuk pinjaman terkait keberlanjutan atau SLL tumbuh 8% menjadi Rp 2,62 triliun dan pembiayaan untuk energi terbarukan mencapai Rp 4,2 triliun untuk mendukung pembangkit berkapasitas 214 megawatt (MW).
Adapun, PT Bank Negara Indonesia (BNI) telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp 74 triliun hingga Juni 2025. Capaian ini meningkat 6,62% yoy dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 69,4 triliun. Realisasi itu mencerminkan pertumbuhan lebih dari 20% selama empat tahun terakhir.
Direktur Risk Management David Pirzada menyampaikan, BNI terus memperkuat peran sebagai institusi keuangan yang adaptif dan berdaya saing global.
"Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) MSCI dari BBB menjadi A yang mencerminkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis," ujarnya.
Secara lebih rinci, penyaluran pembiayaan kategori Pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan mencapai Rp 35,9 triliun.
Kemudian pembiayaan hijau untuk energi terbarukan sebesar Rp 11,6 triliun; pembiayaan lain-lain yang mencakup Pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan mencapai Rp 22,9 triliun, dan pencegahan polusi capai Rp 3,6 triliun.
Baca Juga: Direktur Utama Bank Mandiri (BMRI) Ganti, Pasar Menyambut Positif
BNI juga tercatat menyalurkan pembiayaan penguatan dan pemberdayaan sosial ekonomi senilai Rp 111,2 triliun sepanjang semester I/2025. Sementara itu, penyaluran Sustainability Linked Loan (SLL) mencapai US$ 352 juta atau Rp 5,74 triliun.
Capaian ini membuat total portofolio keberlanjutan BNI mencapai Rp 185,2 triliun atau setara 24,3% dari total penyaluran kredit.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip keberlanjutan, BNI menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) operasional pada tahun 2028 dan NZE pembiayaan pada 2060. BNI juga terus mendorong para debitur untuk mengadopsi praktik ESG.
“Dengan struktur likuiditas yang solid, transformasi digital yang agresif, dan komitmen keberlanjutan yang terintegrasi, BNI siap mempercepat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di semester berikutnya,” tutup David.
Sementara pembiayaan hijau yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencapai Rp 86,9 triliun per semester I/2025. Capaian ini terlihat menurun 3,23% yoy dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 89,8 triliun.
Portofolio hijau BRI juga mencakup investasi pada obligasi korporasi berbasis environmental, social and governance (ESG) senilai Rp 5,4 triliun. Secara lebih rinci, penyaluran pada pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan senilai Rp 61,16 triliun. Kemudian proyek ramah lingkungan lainnya senilai Rp 10,20 triliun, produk eco-efficient seniai Rp 7,8 triliun dan energi terbarukan senilai Rp6,47 triliun.
BRI juga turut menyalurkan kredit pada sektor transportasi hijau, dengan nilai kredit mencapai Rp 3,55 triliun. Selanjutnya di sektor efisiensi energi sebesar Rp 2,47 triliun dan pencegahan polusi senilai Rp 500 miliar.
Baca Juga: Laba BCA Digital Melesat 114,4% Menjadi Rp 84,62 Miliar di Semester I-2025
Direktur Human Capital & Compliance BRI A. Solichin Lutfiyanto menjelaskan, penyaluran pembiayaan hijau ini menunjukkan keseriusan BRI dalam menjadi agen perubahan menuju ekonomi hijau.
“Keuangan berkelanjutan penting untuk menjembatani kesenjangan dukungan keuangan bagi inisiatif-inisiatif keberlanjutan. BRI menjalankan peran penting dalam menyediakan pembiayaan bagi debitur untuk bertransisi ke praktik-praktik rendah karbon dan berkelanjutan, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam memperluas solusi pembiayaan hijau,” ujarnya.
Dengan integrasi prinsip ESG dalam seluruh rantai nilai pembiayaan dan pendanaan, BRI disebut akan terus memperkuat perannya sebagai bank dengan misi keberlanjutan yang menyeluruh.
“Kami percaya bahwa kontribusi aktif terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) akan berdampak positif, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga dalam memperkuat resiliensi ekonomi nasional,” pungkas Solichin.
Selanjutnya: Realisasi Devisa Hasil Ekspor Tersendat, Imbas Pengimpor di Luar Negeri Telat Bayar
Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Punya Energi Negatif!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News