Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan di Indonesia tetap menunjukkan komitmennya untuk mencapai target net zero emission lewat berbagai program pembiayaan berkelanjutan. Hal ini bisa dilihat pada total penyaluran kredit hijau yang terus meningkat.
Misalnya pada PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F, Haryn, BCA telah menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan sebesar Rp 235 triliun di kuartal l tahun 2025. Angka ini naik 19% secara year on year (YoY) dari posisi Rp 197 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Nilai ini kata Hera mencakup sekitar 25% dari total portofolio kredit BCA senilai Rp 941 triliun.
Rinciannya, outstanding kredit kendaraan listrik mencapai Rp 2,325 triliun, naik 82,6% YoY dibanding kuartal I tahun lalu sebesar Rp 1,273 triliun.
Baca Juga: BCA Salurkan Kredit Modal Kerja Rp 421,5 triliun pada Kuartal I-2025
Investasi BCA pada obligasi hijau juga naik 41% YoY yakni sebesar Rp 2,3 triliun, disusul kredit ke sektor berkelanjutan lainnya yang menyentuh angka Rp 2,6 triliun, dan sektor energi terbarukan berkapasitas 216 mega watt dengan total outstanding Rp 4,6 triliun.
Di samping itu, BCA juga menetapkan aturan untuk menyalurkan kredit ke sektor kelapa sawit dengan menyesuaikan aturan POJK 51/2017.
BCA mengutamakan portofolio debitur bisnis kelapa sawit yang telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil dan/atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Masing-masing adalah sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan yang diwajibkan secara nasional dan internasional.
BCA mencatat, dari total debitur pengusaha kelapa sawit per Desember 2024, ada sebanyak 76% yang telah mengantongi sertifikasi tersebut.
Ke depan, BCA akan terus mengembangkan pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). “Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan KUB yang dilaporkan kepada OJK melalui Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB), ujar Hera kepada Kontan, Rabu (23/4).
PT CIMB Niaga Tbk juga turut berkomitmen menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan. Direktur Utama CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan, penyaluran kredit hijau di kuartal l tahun ini telah mencakup 26% dari total portofolio kredit bank.
“Saat ini 26% penyaluran kredit kami di kredit hijau,” ungkap Lani kepada Kontan, Kamis (24/4).
Sebagai perbandingan, di kuartal l tahun lalu, penyaluran kredit hijau bank berkode saham BNGA ini sebesar Rp 54,79 triliun atau sekitar 25,9% dari total kredit BNGA.
Lani mengatakan, kredit tersebut paling deras mengalir ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), telekomunikasi, dan kelapa sawit berkelanjutan. Namun, Lani tak merinci angkanya lebih lanjut.
Baca Juga: Tak Hanya Pertumbuhan yang Mini, Kualitas Kredit UMKM Juga Menurun di Awal 2025
Tak mau kalah, PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk juga turut menyalurkan pembiayaan ke sektor hijau sebesar 5% dari total pembiayaannya di kuartal l tahun ini. Kata Plt. Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, angka tersebut naik 16% secara YoY dibanding periode sama tahun lalu. Sayang, Bob enggan merinci angkanya lebih lanjut.
“BSI berkomitmen dalam penerapan ESG (environmental, social, governance) di setiap lini bisnis perusahaan, salah satunya melalui penyaluran pembiayaan hijau yang sehat dan sustain agar bisnis terus berjalan baik di masa mendatang,” ujar Bob.
Kata Bob, dana tersebut mengalir untuk membiayai sektor sumber daya hayati, energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan bangunan yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) Catat Pembiayaan SME Tumbuh 11,79% per Februari 2025
Selanjutnya: Sri Mulyani dan Menkeu G20 Bertukar Strategi untuk Akhiri Perang Dagang
Menarik Dibaca: 12 Ide Dekorasi Kamar Tidur Kecil agar Ruangan Terasa Lebih Luas dan Nyaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News