Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) stagnan hingga April 2025. Laba bank only BNI tak mengalami pertumbuhan secara tahunan atau secara nominal sama yaitu Rp 6,9 triliun.
Laba yang stagnan ini juga dikarenakan karena laba BNI selama bulan April 2025 saja terkoreksi hingga 5% secara tahunan (YoY).
Meski demikian, bank berlogo 46 ini menunjukkan adanya upaya perbaikan untuk komposisi beban dana. Mengingat, likuiditas mahal masih menjadi tantangan bagi BNI hingga bulan keempat di 2025 ini.
Upaya perbaikan tersebut tercermin dari rincian Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI. Ambil contoh, simpanan dalam bentuk deposito menyusut 7% YoY. Sementara dana murah BNI seperti tabungan dan giro tumbuh 1% YoY.
Hanya saja, secara keseluruhan, DPK BNI tercatat turun sekitar 1% YoY. Nilainya dari Rp 819 triliun pada posisi April 2024, turun menjadi Rp 812 triliun di April 2025.
Baca Juga: BNI Cetak Laba Rp 5,38 Triliun pada Kuartal I-2025
Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren mengatakan, DPK yang stagnan tersebut pada akhirnya membuat BNI juga menjaga pertumbuhan kredit yang terlihat melambat. Pasalnya, rasio likuiditas BNI juga semakin ketat, tercermin dari LDR yang mencapai 93,3%.
Seperti diketahui, kredit BNI per April 2025 tercatat naik sekitar 8% YoY menjadi Rp 758 triliun. Nilai tersebut juga naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai Rp 750 triliun.
“Loan growth terus melambat seiring inisiatif untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas,” ujar Edi dalam keteranganya, Selasa (27/5).
Adapun, pertumbuhan kredit tersebut tetap berada di kisaran target manajemen BNI hingga akhir tahun. BNI menagetkan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini ada di kisaran 8% hingga 10%.
Dari sisi Pre–provision Operating Profit (PPOP), Edi melihat, pertumbuhannya juga cenderung stagnan. Pendapatan non bunga BNI hanya tumbuh 2% YoY dengan opex yang naik 6% YoY, sehingga PPOP hanya tumbuh 1% YoY.
“Beban provisi BBNI relatif flat (1% YoY). Hal ini membuat CoC tercatat di bawah 1%, lebih baik dibandingkan guidance FY25 manajemen,” imbuh Edi.
Baca Juga: Laba BNI Naik 8,28% YoY Jadi Rp 3,29 Triliun per Februari 2025
Selanjutnya: Dukung FJGS 2025, Bank Mandiri Tawarkan Promo & Hadiah Tabungan Rp300 Juta
Menarik Dibaca: Charoen Pokphand Tebar Dividen Rp 108 per saham, Cek Potensi Yieldnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News