Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Pertumbuhan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) meluncur mulus. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit BPD mencapai Rp 132,74 triliun per semester I-2010. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 111,06 triliun, nilai ini naik 19,52%.
Direktur Utama BPD Papua, Eddy R. Sinulingga memperkirakan pertumbuhan kredit per Agustus 2010 lebih besar lagi. "Mungkin sudah melebihi 20%-22%," kata Eddy, kemarin.
Hal ini berarti pertumbuhan kredit tersebut lebih tinggi dari bank-bank umum nasional yang hanya 19,54%. Jika dihitung dengan asumsi pertumbuhan 20%-22%, maka kredit BPD hingga Agustus 2010 berkisar Rp 133,27 triliun- Rp 135,49 triliun.
Eddy menduga, pertumbuhan kredit BPD terpicu beberapa hal. Pertama, karena permintaan kredit dari pasar. Kedua, kerjasama antara BPD dengan bank-bank besar maupun antar BPD. Ketiga, adanya isu kebijakan baru Bank Indonesia (BI) mengenai Giro Wajib Minimum (GWM) yang diharmonisasikan dengan loan to deposit ratio (LDR).
Akibat isu GWM ini, lanjut dia, bisa jadi memicu BPD lebih gesit dalam menyalurkan kredit. Maklum saja, saat ini secara umum LDR BPD masih banyak yang kecil. "Di samping itu, sebenarnya kami sudah mengadakan pertemuan dan berdiskusi bahwa tingkat LDR yang sehat adalah 75%. Ini masuk dalam kerangka pembahasan BPD regional champion," tegas Eddy.
Dalam peningkatan kredit ini, menurut dia, pemerintah sebagai stakeholder ikut berperan mendorong BPD meningkatkan fungsi intermediasinya. "Lagi pula, saya kira sekarang sudah tidak zamannya BPD tidur," katanya.
Direktur Eksekutif Asosiasi BPD Nazwar Nazir menambahkan, pertumbuhan kredit BPD bagus karena permintaan yang tinggi akhir-akhir ini. "Kalau per Agustus bisa jadi malah sudah lebih dari 20%," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News