Reporter: Dessy Rosalina |
JAKARTA. Ketentuan Bank Indonesia (BI) soal pembukaan jaringan kantor berdasarkan modal inti atau multiple license, mendorong bank meracik ulang rencana ekspansi cabang mereka. Setidaknya ada tiga bank yang menyatakan bakal merambah daerah yang belum jenuh.
Helena Suryawani, Direktur Keuangan Bank Ekonomi, mengatakan, pihaknya bakal berekspansi ke daerah yang bukan kota besar. Bank yang sebagian besar sahamnya milik HSBC ini sudah membuka empat cabang baru yakni di Purwokerto dan Pati. “Kami fokus di kota-kota kecil karena menyesuaikan dengan modal dan sejalan dengan fokus bisnis kami di usaha kecil menengah,” ujar Helena.
Selain ekspansi jaringan baru, Bank Ekonomi juga berbenah soal kantor cabang yang sudah berdiri. Rencananya, sepanjang tahun ini Bank Ekonomi merelokasi sekitar enam kantor cabang yang berada di kota besar, yaitu lima cabang di Jakarta dan satu di Surabaya.
Bank Internasional Indonesia (BII) juga bakal membanjiri luar zona 1. Direktur Keuangan BII, Thilagavathy Nadason, menjelaskan relokasi sebagian kantor cabang eksisting di antaranya ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. “Setelah ada aturan baru, kami merevisi rencana ekspansi. Bukan revisi jumlah cabang, tapi relokasi,” imbuh dia. Sekadar informasi, lewat aturan multilisensi, lokasi dan izin pembukaan cabang akan lebih ketat lantaran disesuaikan modal inti bank.
Andaikan membuka cabang di kota besar, BII merogoh kocek sekitar Rp 50 miliar - Rp 75 miliar. Tapi, di kota kecil, hanya sekitar
Rp 5 miliar. BII optimistis, cabang di kota kecil bisa menjadi magnet bagi nasabah. Di kota kecil, BII bakal menerapkan sejumlah jurus yang karakternya cenderung ke segmen menengah. BII akan mengandalkan beberapa produk, seperti syariah dan kredit pemilikan rumah (KPR). “Relokasi ini akan kami sampaikan ke BI melalui revisi rencana bisnis bank (RBB) Juni nanti,” tandasnya.
Direktur Utama Bank Mega , Kostaman Thayib menyatakan pihaknya mulai fokus ekspansi ke daerah Indonesia Timur. “Sebelum ada aturan, kita ingin membuka 100 cabang setiap tahun. Setelahnya, kita sedang menghitung ulang dampaknya,” ujar dia. Kantor cabang Mega di Indonesia Timur sebanyak 60 unit dari total 340 cabang. Kostaman menyebut, wilayah timur mulai dilirik, lantaran bisnis grup Chairul Tandjung (CT) sudah bergerak ke arah sana. Apalagi, hitungan dia, ongkos pembukaan cabang di Jakarta kini sudah sangat mahal, yakni mencapai Rp 500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News