Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus berupaya menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, menjaga kualitas penyaluran kredit BRI di segmen UMKM kian sehat.
Per Juni 2023, porsi penyaluran kredit BRI segmen UMKM mencapai 84,5% dari keseluruhan kredit Rp 1.202,1 triliun, naik 8,8% secara tahunan.
Pertumbuhan kredit BRI itu dibarengi rasio NPL yang terjaga di level 2,95% per Juni 2023, turun dari rasio NPL 3,26% secara tahunan.
Baca Juga: Pimpin Pertumbuhan Laba, BSI: Hasil Kinerja dan Komitmen tumbuh sehat berkelanjutan
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, kredit restrukturisasi Covid-19 berkurang Rp 180,65 triliun dari total kredit restrukturisasi Rp 263,8 triliun.
Outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 tersisa sebesar Rp 83,23 triliun per Juni 2023.
"Debitur yang gagal diselamatkan relatif kecil atau kurang lebih hanya 2% dari total yang direktrukturisasi," kata Hendy, Senin (25/9).
Setali tiga uang, Bank Central Asia Tbk (BCA) juga sukses menjaga rasio NPL di sektor UMKM.
Baca Juga: OJK: Kolaborasi Inovasi dan Teknologi Penting untuk Pembangunan Berkelanjutan
Per semester I-2023, NPL UMKM BCA berada di posisi 1,9%, turun dari 2,2% pada tahun lalu.
Per Juni 2023, kredit BCA ke segmen UMKM mencapai Rp 109,8 triliun, tumbuh sebesar 16,5% secara tahunan.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, saat ini BCA juga belum menaikkan suku bunga kredit UMKM.
Tak hanya bank-bank papan atas, bank kelas medioker juga berupaya menekan NPL kredit UMKM. Salah satunya Bank Sinarmas Tbk.
Meski tidak merinci berapa rasio NPL kredit UMKM, secara total kredit, Bank Sinarmas masih mencatat kenaikan NPL di atas 5% per Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News