kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Perbankan Berkomitmen Kejar Target Rasio Kredit UMKM 30%


Jumat, 16 Juni 2023 / 15:39 WIB
Perbankan Berkomitmen Kejar Target Rasio Kredit UMKM 30%
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Pondok Gede, Bekasi. Perbankan Berkomitmen Kejar Target Rasio Kredit UMKM 30%.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan berkomitmen mengejar target rasio kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sejalan dengan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan perbankan untuk meningkatkan rasio penyaluran kreditnya ke sektor UMKM secara bertahap. 

Rasio penyaluran tersebut sebesar 20% pada tahun 2022, 25% pada 2023 dan 30% pada tahun 2024.

Kendati berdasarkan analisis uang beredar BI, tren pertumbuhan kredit UMKM terus melambat. Per April hanya mencapai Rp 1.274,8 triliun atau hanya tumbuh 6,6% secara tahunan, dari periode sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 16,9%, juga melandai menjadi 10,2% pada Desember 2022, dan 8,5% pada Maret 2023.

Pertumbuhan kredit UMKM ini hanya ditopang oleh segmen mikro, yang meningkat 38,4% secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat lebih kecil dari pertumbuhan Maret lalu, yang mencapai 43,9%.  

Baca Juga: BRI Finance Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar, untuk Biayai Ekspansi Bisnis

Pengamat perbankan SVP, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, melambatnya penyaluran kredit UMKM di bulan April karena ekonomi yang belum sepenuhnya membaik dan pelaku industri serta perbankan cenderung berhati-hati dalam meningkatkan usaha dan menyalurkan kredit.

"NPL kredit UMKM sepertinya juga akan melandai dan cenderung berkurang siring dengan melandainya suku bunga, diharapkan dapat turun pada kuartal III tahun 2023," kata Trioksa kepada kontan.co.id, Kamis (15/6).

Walau begitu, Trioksa menyebut, tren ke depannya pasti akan kembali bergairah dan bank perlu menyasar penyaluran kredit UMKM ke berbagai segmen UMKM, bukan hanya di kota namun juga di pedesaan serta menyasar berbagai segmen yang potensial.

"Walau belum terlihat bankable secara dokumentasi seperti UMKM yang masih mencatat keuangan secara sederhana namun sudah terbukti menghasilkan dan dapat meningkatkan skala ekonominya," sambungnya.

Di sisi lain, kata Trioksa bila melihat pencapaian saat ini dan kondisi perekonomian saat ini yang cenderung melambat sepertinya agak sulit untuk perbankan mencapai rasio penyaluran kreditnya ke sektor UMKM.

"Namun seiring dengan membaiknya ekonomi dan suku bunga sudah mulai melandai dan kemungkinan siap untuk turun di kuartal ketiga tahun 2023, maka penyaluran kredit UMKM dapat kembali meningkat," imbuhnya.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu bank yang berkomitmen Penuhi Target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) atau rasio penyaluran kredit ke sektor UMKM.

Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setiawan mengatakan, perseroan menargetkan RPIM mencapai 28,8% pada 2023. Adapun realisasinya hingga pertengahan tahun ini mencapai 28,05% dengan total kredit ke sektor UMKM sebesar Rp123 triliun.

Baca Juga: Strategi Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Jadi Perusahaan Terbesar Indonesia Versi Forbes

BNI juga menargetkan total kredit ke sektor UMKM pada tahun ini dapat meningkat 8% dibandingkan dengan 2022, melalui pembiayaan yang difokuskan pada UMKM dengan kinerja yang berkelanjutan serta siap Go Global.

"Perseroan berupaya untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dengan memberikan kemudahan bagi mereka dalam mengakses pembiayaan, baik pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun NonKUR," katanya.

Tidak hanya itu, BNI juga membukakan akses pasar bagi UMKM, khususnya yang memiliki orientasi ekspor, melalui BNI Xpora, di mana program tersebut memiliki program khusus business matching diaspora, dan pendampingan untuk peningkatan kapabilitas UMKM untuk orientasi ekspor.

Adapun, Putrama menjelaskan beberapa UMKM yang termasuk dalam program pemerintah antara lain, UMKM pada Usaha Berkelanjutan (ESG) dan Sektor Ketahanan Pangan.

Baca Juga: Hingga Mei, Nilai Transaksi BRImo Capai Rp 1.547 Triliun

BNI berupaya mengoptimalkan pembiayaan UMKM yang terkait dengan rantai industri hulu dan hilir yang sejalan dengan program pemerintah.

“Bahkan, sektor pertanian, BNI secara aktif membantu pemerintah mengembangkan UMKM melalui program Millenial Smartfarming, bersinergi dengan pemerintah dan startup untuk memperkenalkan IoT kepada para petani,” pungkasnya.

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat hingga akhir Maret 2023 kredit UMKM porsinya telah mencapai 83,86% dibanding dengan total kredit BRI atau setara dengan Rp 989,64 triliun. Angka ini tercatat tumbuh 9,56% year on year. Pendorong utama kredit UMKM BRI berada pada segmen mikro.

Angka ini disebut Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto jauh diatas RPIM dalam sektor pembiayaan inklusif dan UMKM yang sebesar 30%.

"BRI akan terus mendorong penyaluran kredit UMKM porsinya mencapai 85% dari total penyaluran kredit perseroan. Salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran kredit UMKM yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN," jelas Aestika.

Sinergi ini kata Aestika nantinya dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan (new sources of income) sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan (new growth engine). 

PT Bank Central Asia (BCA) juga berkomitmen mengejar target rasio kredit UMKM di tahun ini. Hingga Maret 2023 RPIM BCA telah mencapai 22,1% per Maret 2023.

Baca Juga: BNI Tokyo Kantongi Izin Bank Penuh, Bisa Tawarkan Seluruh Produk Bank

"Ditopang likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA akan terus mengoptimalkan penyaluran kredit ke sektor UMKM, dan optimistis mencapai target RPIM yang ditetapkan pemerintah di akhir tahun 2023," ungkap EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn. 

Adapun realisasi pembiayaan kepada UMKM pada Maret 2023 mencapai Rp 105,0 triliun, atau tumbuh 17,7% YoY. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit BCA yang sebesar 12,0% YoY di periode yang sama.

Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor UMKM terjaga dengan baik, sehingga secara keseluruhan NPL BCA tercatat sebesar 1,8% di kuartal I 2023, turun dari 2,3% di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham PTBA, SMGR, BUKA, dan BBTN untuk Jum'at (16/6)

Perseroan juga menyediakan penawaran suku bunga kredit yang menarik bagi debitur UMKM yang bergerak pada Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan, serta menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha dengan suku bunga mulai dari 3,21% eff.p.a. bagi pengusaha wanita atau usaha dengan mayoritas karyawan wanita.

"Ke depan, kami juga akan terus mencari peluang untuk meningkatkan portofolio kredit, serta mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor. Selain itu, perseroan juga akan senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×