Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
BNI juga menargetkan total kredit ke sektor UMKM pada tahun ini dapat meningkat 8% dibandingkan dengan 2022, melalui pembiayaan yang difokuskan pada UMKM dengan kinerja yang berkelanjutan serta siap Go Global.
"Perseroan berupaya untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dengan memberikan kemudahan bagi mereka dalam mengakses pembiayaan, baik pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun NonKUR," katanya.
Tidak hanya itu, BNI juga membukakan akses pasar bagi UMKM, khususnya yang memiliki orientasi ekspor, melalui BNI Xpora, di mana program tersebut memiliki program khusus business matching diaspora, dan pendampingan untuk peningkatan kapabilitas UMKM untuk orientasi ekspor.
Adapun, Putrama menjelaskan beberapa UMKM yang termasuk dalam program pemerintah antara lain, UMKM pada Usaha Berkelanjutan (ESG) dan Sektor Ketahanan Pangan.
Baca Juga: Hingga Mei, Nilai Transaksi BRImo Capai Rp 1.547 Triliun
BNI berupaya mengoptimalkan pembiayaan UMKM yang terkait dengan rantai industri hulu dan hilir yang sejalan dengan program pemerintah.
“Bahkan, sektor pertanian, BNI secara aktif membantu pemerintah mengembangkan UMKM melalui program Millenial Smartfarming, bersinergi dengan pemerintah dan startup untuk memperkenalkan IoT kepada para petani,” pungkasnya.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat hingga akhir Maret 2023 kredit UMKM porsinya telah mencapai 83,86% dibanding dengan total kredit BRI atau setara dengan Rp 989,64 triliun. Angka ini tercatat tumbuh 9,56% year on year. Pendorong utama kredit UMKM BRI berada pada segmen mikro.
Angka ini disebut Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto jauh diatas RPIM dalam sektor pembiayaan inklusif dan UMKM yang sebesar 30%.
"BRI akan terus mendorong penyaluran kredit UMKM porsinya mencapai 85% dari total penyaluran kredit perseroan. Salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran kredit UMKM yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN," jelas Aestika.
Sinergi ini kata Aestika nantinya dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan (new sources of income) sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan (new growth engine).
PT Bank Central Asia (BCA) juga berkomitmen mengejar target rasio kredit UMKM di tahun ini. Hingga Maret 2023 RPIM BCA telah mencapai 22,1% per Maret 2023.
Baca Juga: BNI Tokyo Kantongi Izin Bank Penuh, Bisa Tawarkan Seluruh Produk Bank