Sumber: TribunNews.com | Editor: Sanny Cicilia
JAMBI. Sejumlah bank di Provinsi Jambi ternyata mengalami kekurangan dana guna menyalurkan kredit ke masyarakat. Utuk menutupinya, dana terpaksa dikucurkan oleh bank dari luar Jambi. Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi, V Carlusa.
"Iya betul sebagian besar dananya terutama kredit, didapat dari dana antar kantor bank. Pembiayaan kredit di Jambi sebagian dibiayai oleh bank-bank di luar Jambi," jelasnya kepada Tribun, Minggu (15/6).
Dijelaskannya, Loan to Deposits Ratio (LDR) atau perbandingan antara dana yang dihimpun dengan kredit yang dikucurkan mencapai 119%. Ini dilihat dari total dana yang dihimpun perbankan sebesar Rp 20,07 triliun meningkat 3,37% sedangkan outstanding kredit yang disalurkan Rp 23,97 triliun, meningkat 1,30%. Ini artinya ada sekitar Rp 3 triliun dana kredit dibiayai oleh bank-bank dari luar Jambi.
Menurut pihak BI, tingginya LDR, berarti ada kepercayaan para investor yang melihat peluang besar di Jambi. "Jambi dinilai masih sangat prospektif untuk berinvestasi. Sehingga mereka membuka usaha atau berinvestasi di Jambi yang pembiayaan investasinya sebagian dibiayai bank diluar Jambi," ungkapnya.
Ditanya mengapa tak meminjam bank yang ada di Jambi saja, V Carlusa menjelaskan bahwa selain dana bank yang terbatas, umumnya bahkan semua pemimpin cabang bank di Jambi tidak mempunyai hak atau wewenang untuk melakukan pinjaman dimaksud.
V Carlusa memaparkan, peningkatan kucuran kredit ini tumbuh terutama untuk sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), terutama di daerah-daerah. Kondisi ini mendorong sejumlah bank berekspansi jaringan kantor untuk memperkuat pembiayaan. Data yang disampaikan BI Jambi, dari 808 jaringan kantor bank 34% atau 139 kantor berada di kota Jambi.
Perkembangan yang pesat posisi kedua berada di wilayah kabupaten Merangin dengan 41 kantor bank atau 10,5% lebih besar dari Kabupaten Bungo dengan pangsa 9,56% atau 39 kantor bank.
Sedangkan jaringan kantor yang masih rendah namun dianggap cukup prospektif kedepannya yakni Tanjabtim, Kerinci dan Sungai Penuh.
Pemimpin BRI Cabang Jambi, Cendria TJ Tasdik mengaku, beberapa bulan lalu sempat terjadi peningkatan penyaluran kredit dibanding dana yang dihimpun. Dengan rasio LDR BRI yang sempat 110%, sedangkan ketentuan BI maksimum 98%, membuat BRI melakukan peminjaman dana dari kantor BRI Pusat.
"Otomatis dana tersebut akan dikoreksi secara pembukuan, karena dana yang dipakai menyalurkan kredit otomatis secara sistem tercatat menjadi dana kantor pusat. Kantor pusat kita punya dana yang berlimpah, apabila satu cabang lebih agresif menyalurkan kredit dananya kurang, akan disalurkan pusat," jelasnya.
Akan tetapi lanjutnya, dua bulan terakhir ini LDR BRI Jambi sudah normal kembali, artinya jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat lebih tinggi dari kredit yang disalurkan.
Menurut Cendria, kondisi bank yang menyalurkan kredit lebih tinggi dari penghimpunan dana sebenarnya sudah diprediksi BI. Menurut dia, masyarakat tak agresif menabung karena cenderung menginvestasikan uangnya dalam sektor ril langsung. "Masyarakat yang memiliki kelebihan dana seharusnya bisa menabung, tetapi mereka investasikan ke sana," katanya. (Hendri Dede Putra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News