Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi yang tinggi, perbankan tampaknya tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif. Setidaknya, ini tercermin dari laba beberapa bank yang berhasil meningkatkan laba pada periode Januari hingga April 2025.
Dari kalangan bank-bank besar, baru PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang telah mengeluarkan laporan keuangannya pada periode tersebut.
BCA berhasil membukukan laba senilai Rp 20,2 triliun atau naik sekitar 17,4% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, salah satu penopang pertumbuhan laba tersebut adalah pendapatan non bunga yang naik hingga 26,3% secara tahunan (YoY) atau menjadi Rp 9,8 triliun. Di sisi lain, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh 6,6% YoY menjadi Rp 26,3 triliun.
Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren menyoroti laba BCA di empat bulan pertama 2025 ini lebih karena penerimaan dividen dari anak usaha mereka. Di mana, BCA menerima dividen anak usaha senilai Rp 2,2 triliun pada Maret 2025.
Baca Juga: Laba BCA Naik 17,4% YoY di April 2025, Dividen Anak Usaha Jadi Penopang
“Ini yang membuat pendapatan non bunga yang bisa tumbuh hingga 26,3% YoY pada periode tersebut,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (19/5).
Hanya saja, Edi bilang dividen anak usaha ini hanya akan tercatat pada laporan keuangan BCA secara bank only. Pasalnya, penerimaan dividen ini akan tereliminasi pada laporan keuangan secara konsolidasi.
Oleh karenanya, jika mengesampingkan penerimaan dividen anak usaha tersebut, pendapatan non bunga BCA hanya akan tumbuh 9% YoY. Dampaknya, laba BCA juga hanya akan tercatat tumbuh 9,6% YoY.
Terlepas dari dividen anak usaha, BCA juga mencatat NIM bank only yang sedikit naik per April 2025 sekitar 5,7%. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu dengan NIM bank only hanya sekitar 5,6%.
“Ini sejalan dengan guidance konsolidasi tahun 2025 dari manajemen yang mengincar kisaran 5,7–5,8%,” ujarnya.
Sementara itu, untuk bank yang masuk dalam kelompok KBMI 3 ada PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang juga sudah mengeluarkan laporan keuangan selama empat bulan pertama di 2025. Di mana, laba Maybank Indonesia di periode tersebut mencapai Rp 483,7 miliar.
Baca Juga: BCA Catat Kinerja Positif Kuartal I-2025 dengan Laba Tumbuh 9,8%
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kinerja Maybank Indonesia memang terlihat sangat positif. Pasalnya, periode April 2024, bank milik investor asal Malaysia ini justru mencatatkan rugi sekitar Rp 120,27 miliar.
Maklum, tahun lalu Maybank Indonesia memiliki beban pencadangan yang cukup tinggi senilai Rp 773,4 miliar. Di periode April 2025, angka tersebut telah menyusut drastis menjadi senilai Rp 142,1 miliar.
Di sisi lain, pendapatan bunga bersih Maybank Indonesia juga tercatat tetap tumbuh di periode ini menjadi Rp 1,69 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, pendapatan bunga bersih mereka senilai Rp 1,68 triliun.
Sebelumnya, Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan bahwa pihaknya telah memulai tahun 2025 dengan membukukan profitabilitas secara tahunan yang solid didorong oleh pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan pada segmen yang strategis.
“Secara proaktif kami akan terus meninjau, serta melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan agar selaras dengan strategi super growth yang telah ditetapkan dan terus menjaga kualitas aset pada yang sehat.” ujarnya belum lama ini.
Baca Juga: Maybank Indonesia Beri Fasilitas Kredit Untuk Vinfast Senilai US$ 20 juta
Tak mau kalah, ada PT Allo Bank Indonesia Tbk sebagai salah satu bank digital yang juga sudah merilis laporan keuangan per April 2025 mencatat pertumbuhan laba. Memang, pertumbuhannya tak setinggi bank-bank sebelumnya karena hanya naik 4,11% menjadi Rp 147 miliar.
Adapun, pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan pendapatan bunga bersih per April 2025 yang senilai Rp 425,7 miliar. Catatan tersebut juga meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 350,42 miliar.
Melihat proyeksi kinerja perbankan hingga akhir tahun 2025 ini, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro bilang terlalu dini seberapa besar bank bisa meningkatkan labanya di tahun ini.
Hanya saja, ia melihat perbankan tentu mempunyai cara untuk mempertahankan labanya, paling tidak sama dengan tahun lalu.
Dalam hal ini, Asmo melihat ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga laba mereka. Mulai dari lebih efisien, managing cost, hingga mencari sumber-sumber pertumbuhan kredit di dalam negeri melalui value chain.
“Karena kita melihat isunya di perbankan Indonesia bukan kepada pertumbuhan kredit, tetapi lebih ke perebutan dana atau kondisi likuiditas di perbankan itu sendiri,” ujar Asmo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News