Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan semakin bergairah hingga memasuki kuartal II 2021. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit per April 2022 tumbuh 9,1% secara year on year (yoy). Capaian ini meningkat signifikan dari Maret yang baru mencatat pertumbuhan 6,67% YoY. Khusus kredit segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh 16,76% YoY
Sementara sepanjang tahun ini hingga April atau secara year to date (ytd), kredit perbankan telah tumbuh 3,69%. Secara sektoral, OJK mencatat kredit sektor pertambangan dan manufaktur mencatatkan kenaikan terbesar secara bulanan atau month to month (mtm) masing-masing sebesar Rp 21,5 triliun dan Rp 20,8 triliun.
Namun, prospek pertumbuhan kredit perbankan dibayangi dengan kenaikan suku bunga. Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan mengerek kenaikan suku bunga acuan ke depan mengikuti kebijakan bank sentral global.
Baca Juga: LPS: Likuiditas Perbankan Relatif Kuat Ditopang Pertumbuhan DPK 10,1% per April
Kenaikan suku bunga acuan akan meningkatkan biaya dana sehingga perbankan mau tidak mau bakal mengerek bunga kredit. Meski demikian, sejumlah bank optimis penyaluran kredit perbankan akan semakin membaik ke depan karena likuiditas masih terjaga baik.
Secara individu, ada bank besar yang bahkan telah mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dua digit pada bulan April. Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk. Bank pelat merah ini secara bank only mencatatkan pertumbuhan kredit jauh di atas industri yakni tumbuh 12,2% YoY.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri disertai dengan kualitas terjaga. "Penyaluran kredit ini dilakukan secara prudent, sehingga kualitas kredit Bank Mandiri masih tetap terjaga," kata Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Rabu (25/5).
Dalam pengelolaan likuiditas, Bank Mandiri terus menjaga kecukupan pemenuhan indikator risiko likuiditas dan optimalisasi pendanaan yang dimiliki. Rudi bilang, saat ini kondisi likuiditas Bank Mandiri dapat terjaga dengan baik di mana dapat dilihat salah satunya dari realisasi rasio likuiditas seperti pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) yang selalu sesuai dengan ketentuan BI.
Walaupun kondisi likuiditas akan semakin mengetat dengan adanya kenaikan GWM, Bank Mandiri masih optimis DPR akan terus tumbuh sampai akhir tahun. Perseroan juga akan selalu menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat sehingga bisa melakukan pemenuhan GWM Rupiah sesuai dengan ketentuan BI.