kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Perbankan Optimistis Kinerja Terus Tumbuh Jelang Tahun Politik


Senin, 16 Oktober 2023 / 21:55 WIB
Perbankan Optimistis Kinerja Terus Tumbuh Jelang Tahun Politik
ILUSTRASI. Kinerja industri perbankan diproyeksi tetap tumbuh jelang tahun politik


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, kinerja keuangan perbankan terus mencatatkan pertumbuhan, bahkan sudah mendekati target yang telah ditetapkan perusahaan. Sejumlah perbankan juga meyakini kinerjanya hingga akhir tahun akan tetap terjaga dengan baik.

Meski belum merilis secara penuh laporan keuangan di kuartal III-2023, namun jika melihat laporan per Agustus 2023, kinerja perbankan terlihat terus meningkat.

Sebut saja, BRI yang berhasil mencetak rekor laba di jajaran Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV pada Agustus 2023 sebesar Rp 34,82 triliun, yang naik 3,74% secara tahunan atau year on year (yoy), dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 33,56 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa target laba tahun ini bisa dicapai di angka Rp 58 triliun. Sunarso menjelaskan, bahwa pada tahun lalu, BRI membidik laba Rp 40 triliun hingga Rp 45 triliun. Adapun realisasi laba tahun 2022 senilai Rp 51,4 triliun.

"Itu komitmen kami untuk leverage capital kami yang tinggi," kata Sunarso.

Baca Juga: OJK Terus Pantau Kinerja Bank yang Baru Penuhi Modal Inti di Tahun Lalu

Menurutnya, situasi ekonomi dalam negeri akan semakin dinamis ditopang kondisi politik menjelang tahun pemilu. “Adanya pemilu juga bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini akan mendorong daya beli dan konsumsi rumah tangga yang meningkat”, jelasnya.

Memasuki semester kedua 2023, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga optimistis kinerjanya akan terus bertumbuh hingga akhir tahun. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja fungsi intermediasi yang sehat hingga Agustus 2023.

Hal ini telah membawa BNI mampu mencatatkan  atau PPOP lebih dari Rp 23,2 triliun, sehingga laba bersih perseroan saat ini telah mencapai Rp 13,63 triliun, tumbuh sebesar 11,98% YoY. Dengan pertumbuhan kredit mencapai 8,45% menjadi Rp 652,01 triliun.

"Kredit akan terus tumbuh sesuai dengan target pertumbuhan Perseroan sebesar 7% hingga 9% pada akhir tahun 2023," katanya.

Selain itu, Royke juga memaparkan bahwa permodalan juga dalam kondisi yang sangat kuat, dengan posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 22,05% per Agustus 2023.

"Dengan kinerja fungsi intermediasi yang positif dan solid ini, kami yakin untuk terus membawa BNI lompat lebih tinggi lagi," ungkapnya.

Baca Juga: BNI Perkuat Tiga Strategi untuk Menjalankan Mandat Go Global

menurutnya, prospek makro pada paruh kedua tahun ini lebih positif, terutama dari sisi fiskal, dengan potensi peningkatan belanja masyarakat dan pemerintah.

BNI memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, yaitu perusahaan blue chip dari beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan resilient, termasuk yang fokus pada mendukung green loan, hilirisasi sumber daya alam, dan manufaktur.

Di samping itu, ada juga tren penguatan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah sehingga meningkatkan kredit sektor konsumer yang juga diharapkan memberikan efek pengganda ke sektor produktif.

Di sisi lain, hingga Agustus 2023, CIMB Niaga juga berhasil mencatatkan kenaikan laba mencapai 30,67% yoy menjadi Rp 4,18 triliun. Pendapatan bunga bersih perseroan juga tercatat mencapai Rp 8,48 triliun atau meningkat 1,05%.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerjanya di kuartal III ini secara keseluruhan loan tumbuh positif, dimotori oleh ritel dan UMKM. CASA juga tumbuh positif, terutama dari CASA di ritel & UKM  dan giro di Commercial.

"Untuk tahun depan kami masih tetap optimis untuk sektor ritel dan UKM masih bisa tetap tumbuh, namun untuk korporasi mungkin akan lebih konservatif," katanya.

Yuddy Renaldi, Direktur Utama bank bjb juga mengatakan, kinerja bisnis perseroan di kuartal III/2023 terus tumbuh positif. Terlihat hingga Agustus 2023 kredit yang berhasil disalurkan perseroan mencapai Rp 114,94 triliun atau meningkat 10,62%.

"Hingga akhir tahun kami membidik pertumbuhan kredit di level 9-11% dan kami melihat pertumbuhannya masih on track sesuai guidance," ujar Yuddy.

Sementara itu, Yuddy juga meyakini di tahun depan tahun pemilu, meski beberapa segmen bisnis biasanya mengerem di beberapa segmen, namun potensi tetap ada, UMKM pemasok kebutuhan logistik pemilu akan meningkat permintaannya, sehingga membutuhkan modal kerja tambahan, KPR juga permintaan nya diproyeksikan terus meningkat, terutama rumah bersubsidi.

Baca Juga: Dukung Sektor Pendidikan, Bank Mandiri Perkuat MoU dengan Universitas Indonesia

"Bank perlu cermat dalam melihat peluang dan risiko di tahun politik ini, agar ekspansi tetap dapat dilakukan dengan kualitas yang terjaga baik," katanya.

Praktisi perbankan badan usaha milik negara (BUMN) dan Peneliti Lembaga Ekonomi, Sosial, dan Ekosistem Digital (ESED) Chandra Bagus Sulistyo menilai, kinerja perbankan nasional di kuartal III-2023 terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga, sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu melakukan mitigasi dengan baik ditengah kondisi gejolak suku bunga global yang ada.

Chandra juga memproyeksikan Net Interest Margin (NIM) Perbankan per September 2023 masih cukup atraktif dengan perkiraan 4,8%-5,1%, untuk likuiditas perbankan diperkirakan dalam level memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga, dimana rasio alat likuid/NCD mencapai antara 118,50%-119%, dan AL/DPK di 27%.

"Intermediasi perbankan juga berjalan normal dalam menopang perekonomian, baik di sisi pembiayaan, kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Per September 2023 pertumbuhan kredit diproyeksi meningkat 9%-9,2% yoy dengan pertumbuhan tertinggi ada pada kredit investasi sekitar 12% yoy," jelas Chandra.

Menurutnya, kinerja perekonomian global saat ini masih melemah, terlihat belum usai ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina, dan diperparah dengan kecamuk perang antara Israel dan Palestina.

Aksi mendukung dan kontra disebut Chandra akan menjadi penghambat alur supply berbagai komoditas, termasuk energi, BBM, pangan, dan lainnya.

"Dengan melihat kondisi makro ekonomi baik global maupun domestik di mana Rencana Bisnis Bank (RBB) bisa disesuaikan, saya memperkirakan target akhir tahun pada kinerja perbankan akan tercapai tentunya dengan revisi RBB yang ada," katanya.

Baca Juga: Strategi IBK Bank Bidik Pertumbuhan DPK 23,8% Hingga Akhir Tahun

Sementara itu, Chandra memproyeksikan kinerja perbankan di tahun depan cukup challenging, karena dari sisi global masih mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi, dan itu akan mempengaruhi kinerja perbankan.

Selain itu, dalam negeri sendiri tercermin pada ekonomi di saat pemilu, selalu terjadi stagnasi tapi itu sifatnya sesaat. Ia memperkirakan saat tahun pemilu, pada kuartal III dan IV kinerja bisnis mulai membaik dan tumbuhnya luar biasa.

"Biasanya di awal-awal program presiden terpilih akan menunjukkan performa kinerja yang bagus dan ini menjadi momentum perbankan di 2023, prospeknya masih sangat bagus, mudah-mudahan pemilu yang akan di lalui di 2024 tidak terjadi carut marut karena akan berdampak kemana-mana," tambahnya.

DI sisi lain, Chandra menegaskan, ke depan perbankan harus memitigasi kredit dan kecukupan likuiditas. Hal tersebut harus dilakukan dengan memahami sektor eknomi dan debitur yang terdampak beserta kinerjanya seperti apa.

Bank juga wajib mempunyai peta navigasi baru untuk menghadapi tantangan di tahun 2024, sehingga bisa di mitigasi di awal dampak global dan domestik yang ada.

Bank juga harus fokus pada industri yang prospektif, bank harus tebang pilih pada sektor-sektor yang exist dan mampu tumbuh di tahun 2024-2025.

Selain itu, kata Chandra bank dapat mengimplementasikan ekosistem digital untuk menggarap bisnis yang ada, karena ekosistem digital merupakan sumber daya teknologi informasi yang saling terhubung dan dan dapat berfungsi sebagai sebuah unit.

"Sehingga harapannya bank bisa menggarap ekosistem digital dengan baik, dan ini bisa menjadi pundi-pundi pendapatan perbankan di tahun 2024-2025," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×