kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Konstruksi Tahun Ini Akan Lebih Prospektif


Senin, 31 Oktober 2022 / 15:28 WIB
Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Konstruksi Tahun Ini Akan Lebih Prospektif
ILUSTRASI. Perbankan optimis permintaan kredit konstruksi tahun ini akan lebih prospektif ditopang proyek infrastruktur./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/07/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimistis permintaan kredit konstruksi tahun ini akan lebih prospektif. Pasalnya, konstruksi masih menjadi fokus sektor Pemerintah terutama pada pembangunan Infrastruktur. Sementara dari sektor properti konstruksi pembangunan proyek-proyek perumahan semakin aktif sehingga akan mendorong permintaan pembiayaan.

Kendati Bank Indonesia mencatatkan pertumbuhan Kredit Konstruksi hanya naik tipis 0,7% secara tahunan (YoY) pada September 2022 setelah bulan sebelumnya terkontraksi 0,2% (YoY).

PT Bank Central Asia (BCA) misalnya, mencatatkan kredit untuk sektor konstruksi per September 2022 sebesar Rp 27,4 triliun, atau naik 0,6% secara YoY.

Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA mengatakan, NPL BCA di sektor konstruksi per September 2022 juga tercatat relatif stabil sebesar 0,7%, dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Tren Kartu Kredit Digital, Simak Cara Memilih Kartu Kredit Terbaik Bagi Pecinta Mobil

"Di sisi lain, secara risiko kredit, NPL BCA secara keseluruhan tercatat turun ke 2,2% dari 2,4% di periode yang sama tahun lalu. Kami memperkirakan sampai dengan akhir tahun NPL BCA ada pada di kisaran ini. BCA berkomitmen senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit," terang Hera kepada kontan.co.id, Jumat (28/10).

Hera menjelaskan, ke depan, BCA senantiasa berkomitmen untuk mempertahankan kinerja fundamental yang solid di tengah tantangan dan dinamika pasar.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengakui bahwa sektor konstruksi saat ini memang belum begitu ekspansif. Baik dari segmen infrastruktur maupun gedung dan perumahan.

"Namun, kami melihat sektor ini akan semakin prospektif ke depannya. Terlebih, kita mengetahui bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan menambah dan memperbaiki infrastruktur," ungkap Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo.

Pembiayaan konstruksi di BNI hingga September 2022 mencapai Rp 54,5 triliun dengan porsi mencapai 10,6% dari total pembiayaan. Pertumbuhan pembiayaan pada sektor konstruksi hingga September 2022 tercatat tumbuh 2,2% YoY, atau lebih tinggi di atas industri.

Okki menyebut, kebutuhan akan rumah dan gedung masih terus bertambah seiring dengan bertambahnya populasi. Bahkan, pertumbuhannya tidak hanya terpusat di Jawa tetapi mulai ekspansif di daerah luar Jawa.

Selain itu, kebutuhan infrastruktur berbasis ekonomi hijau pun akan menjadi pendorong sektor konstruksi. Bukan sekadar tumbuh, tetapi infrastruktur yang dapat menjaga keseimbangan alam.

"Sebagai agen pembangunan, BNI tentu berkomitmen untuk terus membantu pemerintah memperkuat kinerja pemulihan ekonomi," imbuh Okki.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza Gunarto juga menyatakan, bahwa realiasasi kredit konstruksi telah mengalami pemulihan yang terlihat dari perolehan kontrak baru yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun belum kembali pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemi covid-19. Kendati demikian, Aestika tidak membeberkan lebih jauh berapa realisasi kredit konstruksi perseroan di sisa tahun ini.

"Saat ini sektor konstruksi perseroan mengandalkan proyek dari pemerintah/APBN," ujar Aes.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Aset, NPL Perbankan Makin Turun di September 2022

Aes menyebut, untuk kredit korporasi sektor konstruksi tidak terdapat NPL. Potensi pemburukan sektor konstruksi telah di antisipasi dengan melakukan restrukturisasi sebelum terjadi pergeseran kolektibilitas.

"NPL kredit konstruksi dikelola dengan cara melakukan penyaluran kredit yang selektif serta melakukan monitoring yang ketat serta melakukan restrukturisasi apabila terlihat penurunan kemampuan dari nasabah," katanya.

Ia juga mengatakan, ke depan pembiayaan di sektor konstruksi akan berfokus pada proyek-proyek yang diadakan oleh pemerintah dengan APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×