Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
Dari sisi KPR, Bank BTN optimitis pembiayaan perumahan dapat tumbuh lebih tinggi dengan bertumpu pada KPR Subsidi dan Non Subsidi. BTN akan mengembangkan ekosistem digital perumahan atau digital mortgage ecosystem dalam proses bisnisnya.
Tak hanya itu, bank pelat merah ini juga menggandeng platform jual beli berbasis teknologi, penambahan fitur anyar pada aplikasi mobile banking hingga membangun aplikasi baru demi meningkatkan pembiayaan perumahan di 2022.
Hingga Oktober 2021, Bank BTN telah menyalurkan kredit Rp 271,80 triliun, naik 6,06% yoy. Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar Direktur mengatakan, pertumbuhan kredit cenderung stabil karena ditopang penyaluran KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi.
"Permintaan perumahan akan tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan akan hunian kecil, area urban, area infrastruktur dan kemudahan kepemilikan rumah bagi Warga Negara Asing (WNA)," terangnya.
Baca Juga: Persaingan Bunga Ketat, NIM Perbankan Tahun Ini Tak Akan Setinggi Tahun Lalu
Tak mau kalah, Bank CIMB Niaga juga memproyeksi bisnis KPR bisa tumbuhan 9% hingga 10% yoy tahun ini. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan berharap kondisi pandemi membaik sehingga kebutuhan akan perumahan juga naik.
Terlebih, bank komersil ini juga mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 8% pada Oktober 2021. Ia memproyeksi kredit segmen ini masih akan tumbuh sampai akhir tahun 2021, dengan persentase yang hampir sama.
Untuk kredit multiguna, PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) memproyeksikan kredit ini bisa tumbuh stabil hingga 6% yoy di sepanjang 2022. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan meningkatkan pemasaran dan promosi produk.
“Hingga November 2021, kredit konsumtif tumbuh sebesar 4,26% secara tahunan atau sebesar 3,91% ytd," terang Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News