kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perbankan ramai-ramai memangkas kredit di 2014


Senin, 04 November 2013 / 17:16 WIB
Perbankan ramai-ramai memangkas kredit di 2014
ILUSTRASI. Berikut berbagai manfaat yang bisa didapatkan jika Anda memiliki taman di rumah.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Perbankan Indonesia mematok pertumbuhan kredit lebih rendah tahun 2014 yakni sebesar 14% - 20%. Target yang pesimistis menyusul turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar 4% - 5% dengan inflasi 8% - 9%.

Selain itu, penurunan target kredit menyusul kenaikan biaya tenaga kerja, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar yang belum stabil, kenaikan suku bunga kredit, serta adanya Pemilihan Umum (Pemilu) Calon Legislatif dan Presiden.

Tengok saja, target kredit dari BCA, yang memproyeksikan kredit hanya tumbuh 14% - 15% di tahun 2014 atau lebih rendah dari target kredit tahun 2013 sebesar 20% - 22%. Jahja Setiadmaja, Presiden Direktur BCA bilang, dampak pelemahan ekonomi tahun 2013 akan terasa sampai tahun depan.

"Meskipun kredit lebih rendah, kami menjaga pertumbuhan laba melalui pendanaan murah dan efisiensi," kata Jahja. Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini menilai, sektor-sektor kredit yang masih potensial dibiayai adalah industri tekstil, consumer good dan ekspor oriented.

Sedangkan kredit konsumer seperti properti dan kendaraan bermotor akan tersendat karena kebijakan Bank Indonesia (BI), serta bank akan membatasi penyaluran kredit ke infrastruktur karena sumber pendanaan jangka panjang akan sulit dan biayanya mahal.

Kondisi serupa dirasakan Bank Mandiri, yang juga akan memperlambat porsi penyaluran kredit tahun depan. Bank berpelat merah itu mengukur suhu ekonomi akan melambat dengan range di kisaran 15%-19%.

"Akan ada di bawah 20%," kata Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri. Lanjutnya, perlambatan penyaluran kredit tersebut sebagai tanda bahwa perekonomian perlu tenang sejenak.

Bank Mandiri mengaku, tidak memasang target pertumbuhan penyaluran kredit ambisius seperti tahun 2013 sebesar 19%-20%. Budi menambahkan, perlambatan kredit terasa di kuartal IV-2013. "Kami sudah melihat gejala sejak Maret, maka kami revisi target kredit dari 20%-22%, menjadi 19%-20%," jelas Budi.

Hal serupa dilontarkan Sofyan Basir Direktur Utama Bank BRI. Ia bilang, pihaknya memperkirakan, pertumbuhan kredit BRI sebesar 18%-22% di 2014. Lanjutnya, pesta demokrasi Pemilu 2014 akan membantu pertumbuhan kredit BRI, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti kredit modal kerja untuk pembuatan spanduk, baju dan topi dari bagi pengusaha kecil.

Bank OCBC NISP memperkirakan pertumbuhan kredit tahun depan akan berada pada kisaran level 20%. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang, pihaknya optimistis dengan kondisi perekonomian nasional dapat tetap kondusif terlebih dengan adanya gelaran Pemilu.

"Tahun depan kami memperkirakan pertumbuhan kredit berada di level 20%. Kami tetap optimistis dengan ekonomi tahun depan dan tetap waspada dengan gejolak perekonomian global," tutur Parwati.

Parwati menilai, sektor-sektor kredit yang masih potensial untuk dibiayai adalah kredit yang berkandungan barang konsumsi seperti consumer goods, kredit properti dan transportasi. "Karena tahun depan adalah tahun Pemilu, jadi yang biasanya banyak adalah consumer goods (barang konsumsi), karena merupakan domestik demand dan makanan, minuman merupakan kebutuhan dasar," kata Parwati.

Sebelumnya, Juniman Ekonom BII menilai, kredit perbankan akan tumbuh di tahun 2014 meskipun hanya 20,7%. Sektor kredit yang masih tumbuh pada sektor seperti konsumsi properti, kendaraan bermotor, restoran dan hotel, serta makanan. Karena sektor ini merupakan kebutuhan masyarakat untuk kegiatan sehari-hari. Sektor-sektor tersebut akan menjadi tumpuan dan bidikan perbankan dalam menyalurkan kredit.

Juniman menambahkan faktor penyebab kredit masih dapat tumbuh di atas 20% tersebut karena pertumbuhan ekonomi domestik masih akan tumbuh sekitar 5% sampai 6%. Kemudian perbaikan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan membaik menjadi 3,2% - 3,5% pada tahun 2014, dari rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,9% - 3% pada tahun 2013 ini. Perbaikan ekonomi global ini diharapkan akan memperbaiki kredit untuk ekspor sehingga trade finance akan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×