kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Perbarindo Berharap Bank Mutiara Jadi Bank Apex


Jumat, 02 Juli 2010 / 08:55 WIB
Perbarindo Berharap Bank Mutiara Jadi Bank Apex


Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test

JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) masih berharap agar Bank Mutiara bisa menjadi bank Induk (apex bank)
bagi BPR di Indonesia. Bank Apex bertujuan untuk membantuk BPR dalam mengelola likuditasnya.

Ketua Umum Perbarindo Said Hartono mengatakan keinginan Perbarindo agar Bank Mutiara menjadi Bank Induk bagi BPR karena Bank Mutiara
masih termasuk bank milik pemerintah. Selain itu, hal ini merupakan salah satu bentuk keberpihakan pemerintah kepada BPR agar dapat
bersaing dengan bank-bank lainnya."Selama ini semuanya diserahkan pada mekanisme pasar sehingga tidak menguntungkan bagi BPR yang pasarnya tiap tahun semakin kecil," ujarnya.

Said bilang pihaknya memilih Bank Mutiara sebagai induk BPR sebab bank ini merupakan bank milik pemerintah yang belum memiliki unit layanan
mikro. Maklum, Bank Pemerintah lainnya seperti, Bank Mandiri, BNI dan BRI sudah serius dalam menggarap pasar Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM)." Jadi Bank Mutiara sudah cocok sebagai Bank Unduk," tambahnya.

Said berharap dengan Bank Mutiara sebagai induk BPR maka akan membuat aliran kredit linkage menjadi deras karena adanya garansi dari
pemerintah."Saat ini linkage program yang disalurkan ke BPR tinggal Rp 2 triliun dari Rp 5 triliun disamping itu bunganya juga sangat tinggi
14-16%. Dengan adanya Bank Pemerintah sebagai induk BPR masalah ini bisa diatasi," imbuhnya. Rencananya, Perbarindo, berencana untuk
bertemu dengan Bank Mutiara dan membicarakan prosedur sebagai Bank Induk BPR pada minggu ke dua bulan Juli.

Direktur Utama Bank Mutiara Haryono mengatakan memang ada rencana bahwa Perbarindo mengajak kerjasama sehingga sifatnya masih
menawarkan." Saat ini kita belum samapai kepada pembicaraan teknis dan belum ketemu sehingga bentuk kerjasmanya belum terbentuk," ujarnya
memelalui pesan singkat.

Saat ini sudah ada beberapa bank induk BPR di Indonesia. Yakni, Bank Andara yang menjadi Bank Induk untuk BPR di empat provinsi, yaitu Jawa
Timur, Jawa Tengah, Yogjakarta, dan DKI Jakarta, BPD Nagari Sebagai Induk BPR di Sumatra Barat dan BPD Riau untuk BPR di Riau.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), per akhir Maret, BPR seluruh Indonesia berhasil menyalurkan kredit Rp 29,35 triliun. Komposisinya,
50,64% kredit modal kerja, 43,85% ke kredit konsumsi dan 5,51% kredit investasi. Pencapaian ini lebih tinggi 15,82% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 25,34 triliun. Dus, pertumbuhan kredit ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan kredit
perbankan nasional kuartal pertama yang hanya sebesar 11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×