kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Pergantian Direksi pada Awal Tahun Turut Picu Lesunya Kinerja Bank Milik Danantara


Rabu, 01 Oktober 2025 / 16:05 WIB
Pergantian Direksi pada Awal Tahun Turut Picu Lesunya Kinerja Bank Milik Danantara
ILUSTRASI. Pertumbuhan Kredit: Dari kiri: Direktur Risk Management Bank Mandiri Danis Subyantoro, Direktur Finance & Strategy Novita Widya Anggraini, Direktur Operations Timothy Utama dan Direktur Corporate Banking ?Mochamad Rizaldi pada Paparan Publik Laporan Keuangan Triwulan II 2025 Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (19/9/2025). Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil mencatatkan peningkatan kredit 11% year on year (yoy) menjadi Rp 1.701 triliun pada kuartal II 2025, tumbuh melebih rata-rata industri di level 7,03% yoy. Hal ini didukung oleh likuiditas yang stabil dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank-only naik 11,2% yoy, juga di atas rata-rata pertumbuhan industri di 6,96% yoy. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Agustus 2025, bank-bank milik Danantara yang masuk dalam Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 4 atau big banks belum menunjukkan profitabilitas yang meningkat. Selain kondisi ekonomi yang juga tak mendukung, nyatanya ada dampak pula dari transisi kepemimpinan yang terjadi di awal tahun.

Seperti diketahui, pada kuartal I/2025, ada perubahan besar-besaran dalam jajaran direksi bank-bank pelat merah ini. Di mana, ini biasa terjadi pasca pergantian pemerintahan maupun ketika masa jabatannya habis.

Naasnya, pergantian direksi ini diikuti pula dengan kinerja perusahaan yang mengalami penurunan. Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang hingga Agustus 2025 mencetak laba Rp 13,4 triliun atau turun 5,74% secara tahunan (YoY).

Jika dilihat secara historis, laba BNI pada awal tahun yaitu Januari dan Februari 2025 masih mampu naik di atas 5%. Baru setelah ada pergantian direksi di Maret 2025, laba BNI mulai melambat hingga pada akhirnya terkoreksi sampai saat ini.

Baca Juga: Ekonom Memperingatkan Menkeu Terkait Risiko Guyuran Rp 200 triliun ke Bank BUMN

Hal serupa juga terjadi di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), di mana pada awal tahun juga mampu mencatatkan pertumbuhan. Namun, hingga Agustus 2025, labanya tercatat turun 8,66% YoY menjadi Rp 30,65 triliun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berpendapat memang sedikit banyak ada pengaruh dari transisi kepemimpinan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurutnya, pergantian direksi pastinya bisa merubah koridor maupun gaya kepemimpinan.

“Bisa berubah terkait dengan strategi bisnis atau strategi untuk memaksimalkan keuntungannya,” ujar Nico (30/9/2025).

Dalam hal ini, ia bilang bahwa pergantian kepemimpinan juga membutuhkan waktu untuk adaptasi terutama untuk manajemen level atas. Sementara, secara operasional di lapangan tetap berjalan seperti biasa.

Baca Juga: Empat Bank BUMN Naikkan Bunga Deposito Dolar AS Jadi 4% per 5 November

Oleh karenanya, ia melihat di ujung tahun ini menjadi pembuktian apakah bank-bank pelat merah ini bisa membalikkan keadaan. Di mana, pada akhir tahun, kata Nico, menjadi momentum untuk bank tancap gas agar kinerjanya membaik.

“Biasanya anggaran-anggaran yang sudah dianggarkan itu akan didorong untuk dikeluarkan pada akhir tahun,” ujarnya. 

Sedikit berbeda, Moch Amin Nurdin, Advisor Banking & Finance Development Center (BFDC) melihat tidak ada kaitan langsung terkait susunan direksi dengan kinerja keuangan bank. Menurutnya, lesunya kinerja bank-bank milik Danantara ini lebih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, ekonomi, dan sosial.

“Ini mempengaruhi kondisi internal bank, selain kredit belum tumbuh sesuai target, NPL juga cenderung naik,” tandasnya.

Baca Juga: Dana Rp 200 Triliun Masuk Bank BUMN, Dorongan Kredit atau Risiko Baru?

Selanjutnya: Poco C85 Meluncur di Indonesia, Usung Ekspansi RAM hingga 16GB

Menarik Dibaca: Poco C85 Meluncur di Indonesia, Usung Ekspansi RAM hingga 16GB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×