kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perjalanan Karir Setiyo Wibowo Hingga Menjadi Direktur BTN


Rabu, 22 Desember 2021 / 10:20 WIB
Perjalanan Karir Setiyo Wibowo Hingga Menjadi Direktur BTN


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keinginan  selalu mempelajari hal baru telah mengantarkan Setiyo Wibowo mengawali karier di industri perbankan. Lulusan sarjana teknik elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memulai kariernya di Bank Mandiri usai lulus kuliah pada tahun 1999.

Pada masa usia sekolah, Setiyo tidak pernah membayangkan bakal bekerja di bank. Saat SMA, pria kelahiran Kudus tahun 1977 ini justru bercita-cita jadi insinyur. Itu yang membuatnya memilih jurusan teknik ketika mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Saat sekolah, Setiyo menyukai pelajaran matematika, ia jago dalam hal hitung-menghitung. Menurutnya, dengan keunggulan itu maka sangat tepat mengejar impian sebagai insinyur. Bank tak masuk dalam angan-angannya karena tidak tahu awalnya seperti apa konsep bisnisnya.

Begitu lulus kuliah, ia justru ingin mencari sesuatu yang baru yang belum pernah dipelajari. Pria kelahiran 1977 ini tak ingin jadi insinyur lagi dan memilih melamar ke Bank Mandiri melalui program management trainee (MT).

Baca Juga: Penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Perbankan Semakin Dilirik

Setelah masuk ke dalam, rupanya ia baru mengetahui bahwa ilmu matematika ternyata juga dipakai di bank.

Setelah setahun mengikuti program MT, pria yang lahir dan besar di Kudus Jawa Tengah ini mulai ditempatkan di cabang. Sebagai fresh graduate pada umumnya, ia mengalami tantangan untuk mengubah pola pikir karena belajar di bangku kuliah dan dunia kerja sangat berbeda. Namun, dia belajar dengan cepat.

Perjalanan karier Setiyo semakin meningkat. Dia telah ditempa di berbagai segmen bisnis Bank Mandiri. Dari cabang, ia dipindahkan memegang bermacam-macam unit, lalu digeser ke kantor pusat, menghandle product management dan lain-lain.

Pada tahun 2008, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi Magister Administrasi Bisnis Keuangan dan Bank ke Korea Selatan. Pria yang masih berusia 44 tahun ini memilih ke sana karena negara itu dinilai memiliki perubahan budaya dan ekonomi yang luar biasa.

Setiyo ingin belajar dari negara yang transformasinya sangat besar ketika itu. Menurutnya, sangat penting bagi bankir untuk mengetahui pola pikir global, bagaimana berhubungan dengan negara-negara lain, dan mempelajari berbagai pola pikir orang-orang dari berbagai latar belakang budaya.




TERBARU

[X]
×