Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bakal menyulap Bank Mayora menjadi bank digital yang akan difokuskan menyasar segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Nantinya, BNI akan akan menggandeng perusahaan teknologi Sea Group untuk mengembangkan bank digital. Kolaborasi keduanya segera terlaksana setelah BNI efektif mengakuisisi 63,92% saham Bank Mayora yang ditargetkan pada Mei 2022.
Direktur IT & Operasi Bank BNI YB Hariantono membenarkan, adanya skema kolaborasi dengan Sea Group berbentuk partner ownership. Sebab, perusahaan teknologi ini juga akan menjadi pemegang saham bank digital milik BNI.
Baca Juga: BRI Salurkan Kredit Ultra Mikro Dengan Plafon hingga Rp 10 juta Lewat AgenBRILink
"Secara teknis (kolaborasi ini) memang akan dilakukan secara bertahap karena kita BUMN. Ada tahap - tahap yang mesti dijalankan dulu," kata Hariantono.
Di sisi lain, ia juga mengungkapkan alasan bank digital milik BNI menyasar pasar UMKM. Hariantono melihat bank - bank digital saat ini lebih banyak menyasar segmen konsumer.
Berbeda dari yang lain, BNI lebih memilih menyasar segmen produktif karena potensi UMKM di Indonesia sangat besar. Melalui strategi itu, perusahaan akan mendigitalisasi bisnis UMKM supaya terhubung dengan ekosistem BNI.
Adapun skema akuisisi Bank Mayora melalui pembelian saham International Finance Corporation (IFC) dan mengambil alih saham baru yang akan diterbitkan Bank Mayora sebanyak 1.029.151.550 atau mewakili 54,9% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Setelah akuisisi rampung, BNI akan mengenggam sekitar 1,19 miliar saham Bank Mayora, mewakili 63,92% dari total saham yang ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora. Sementara saham Mayora Inti Utama tersisa 36,08%.
Baca Juga: Transfer Antar Bank Hanya Rp 2.500, Ini Daftar 21 Bank Terapkan BI-FAST
YB tidak bersedia menyebutkan nilai akuisisi tersebut karena masih menunggu perjanjian penandatangan jual beli bersyarat (CSPA). Namun, Handiman Soetoyo, analis Mirrae Asset Sekiritas Indonesia dalam risetnya menyebutkan nilai akuisisi ini mencapai Rp 3,5 triliun.
"Kami telah menghubungi BNI untuk dapat gambaran lebih banyak terkait akuisisi ini. BNI mengatakan secara total, akan membayar Rp 3,5 triliun untuk mendanai akuisisi tersebut," tulisnya dalam riset tanggal 24 Januari 2022.
Jika dirinci Rp 500 miliar untuk mengakuisisi saham IFC dan Rp 3 triliun untuk menyerap seluruh saham baru yang akan diterbitkan Bank Mayora. Menurut Handiman, nilai akuisisi ini akan menyiratkan price to book value 2x.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News