Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Beberapa bank bermodal inti kurang dari Rp 5 triliun atau yang masuk ke dalam bank umum kelompok usaha I dan II (BUKU I dan II), gencar melakukan right issue untuk menambah permodalan. Terbaru adalah Bank Harda dan Bank BRI Agro yang berencana untuk melakukan right issue untuk memperkuat permodalan.
Bank BRI Agro misalnya. Bank berkode emiten AGRO ini menargetkan bisa melaksanakan right issue pada November 2016 atau setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dengan adanya right issue ini, diharapkan akan meningkatkan modal yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 38,9%. Direksi BRI Agro dalam keterbukaan ke bursa efek Indonesia mengatakan jumlah saham yang diterbitkan dalam right issue ini adalah sebanyak 4,46 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Selain right issue, BRI Agro juga berencana untuk penerbitan waran seri II. “Untuk harga masing-masing right issue dan waran akan ditetapkan dan diumumkan dalam prospektus sesuai aturan perundangan,” ujar direksi BRI Agro dalam keterbukaan, Selasa, (16/8).
Nantinya jumlah waran seri 2 yang diterbitkan tidak akan melebihi 35% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Hal ini agar menyesuaikan dengan aturan OJK No 32/POJK.04/2015. Jika pemegang saham tidak melakukan haknya, maka saham yang dimiliki akan terdilusi sebesar 25,33% dari saham awal.
Nantinya, BRI Agro akan menggunakan seluruh dana hasil right issue untuk memperkuat struktur permodalan yang selanjutnya akan digunakan untuk meningkatkan ekspansi kredit. Hal ini juga sejalan dengan pengembangan bisnis dan antisipasi di masa depan.
Sampai Juni 2016, tercatat anak usaha BRI ini mempunyai modal inti sebesar Rp 1,38 triliun atau masuk ke kategori BUKU II. Tercatat CAR BRI Agro sampai semester 1 2016 adalah sebesar 19,64% atau naik dari tahun lalu 17,11%.
PT Bank Harda Internasional Tbk juga berencana untuk melakukan right issue pada tahun ini. Dengan right issue ini, Bank Harda menargetkan masuk menjadi bank BUKU II pada 2017.