kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Permata Bank dan BCA proyeksi kredit akan melambat


Selasa, 16 Juni 2015 / 16:17 WIB
Permata Bank dan BCA proyeksi kredit akan melambat


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Musim revisi rencana bisnis bank (RBB) tidak mempengaruhi target bisnis PT Bank Permata Tbk (Permata). Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, pihaknya tidak mengubah target kredit, karena angka proyeksi pertumbuhan kredit sudah realistis sejak awal dengan memperhitungkan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan risiko kredit bermasalah.

"Kami tidak revisi pertumbuhan kredit, karena dari awal sudah dipatok tumbuh 10%," kata Roy, kepada KONTAN, Selasa (16/6). Target kredit Bank Permata ini lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan kredit industri sebesar 15%-17%. Adapun, Permata baru mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,18% menjadi Rp 119,98 triliun per April 2015, dibandingkan posisi Rp 119,94 triliun per April 2014.

Sependapat, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menambahkan, pihaknya dari awal sudah mengetahui bahwa akan terjadi perlambatan penyaluran kredit sehingga perusahaan hanya memasang target kredit sebesar 12%. Sedangkan, realisasi kredit terakhir tumbuh 5,77% menjadi Rp 339,04 triliun per April 2015, dari posisi Rp 320,53 triliun per April 2014. "Pertumbuhan itu sudah sesuai dengan prediksi kami," ucap Jahja.

Roy menambahkan, sektor kredit yang akan banyak menerima kucuran kredit pada semester II/2015 adalah infrastruktur, konstruksi, manufaktur dan industri penunjang. Pasalnya, pemerintah berjanji akan banyak melakukan belanja untuk pembangunan infrastruktur. Nah, sektor-sektor ini termasuk kredit investasi dan kredit modal kerja yang membutuhkan pinjaman dalam jumlah besar.

Para bankir mengakui, pertumbuhan kredit yang lambat akan mempengaruhi pendapatan laba, sehingga bank sudah mengantisipasi sejak awal untuk pendapatan laba dengan cara mencari keuntungan lain dari pendapatan non bunga. "Tentu laba ada pengaruh, maka kami menargetkan pertumbuhan laba harus sejalan dengan pertumbuhan aset," tambah Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×