Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Efisiensi kini menjadi tema besar perbankan agar kinerja semakin berkilau. Salah satunya Bank Permata. Bank patungan Standard Chartered dan Astra International pindah dari kantor lama di Permata Bank Tower di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan yang kini milik Mayapada.
Sejak Maret lalu, kantor pusat Bank Permata berada di Gedung WTC Tower II. Bank Permata menempati 40% atau 21.000 meter persegi dari total luas lantai yang tersedia. Luas ini meliputi 10 lantai dari 30 lantai komersial bersama dengan lantai dasar dan mezzanine.
Direktur Ritel Bank Permata, Lauren Sulistiawati, mengatakan manajemen memutuskan menjual kantor pusat untuk mengoptimalkan efisiensi. Sayang ia tidak bersedia menyebutkan dana segar yang dari penjualan gedung tersebut. "Kantor pusat yang lama dinilai tidak lagi mencukupi sehingga manajemen memutuskan pindah ke kantor pusat baru," kata Lauren, kepada KONTAN, kemarin.
Dana hasil penjualan kantor tersebut digunakan sebagai biaya perpindahan kantor ke lokasi baru. Permata memang sengaja memilih lokasi kantor baru dekat dengan yang lama agar tidak kehilangan nasabah perkantoran yang selama ini sudah menggunakan jasa Permata.
Berdasarkan laporan keuangan 2011, Bank Permata menandatangani penjualan Gedung di Jalan Sudirman Kavling 27 tersebut pada 23 Maret 2010 seharga US$ 44,3 juta atau setara Rp 403,13 miliar. Namun gedung tersebut disewa kembali mulai 2010 hingga 2012.
Lauren menjelaskan, setelah perpindahan kantor tersebut Bank Permata fokus pada penambahan jaringan kantor tetap dan merelokasi kantor ke pusat bisnis yang lebih menjanjikan. Permata juga aktif menambah nasabah baru dan meningkatkan layanan ke nasabah lama dengan menawarkan produk cross selling.
Selain relokasi dan renovasi cabang yang ada, dalam setahun terakhir Bank Permata juga menambah sekitar 20 kantor cabang baru. Saat ini, Bank Permata sudah memiliki 303 kantor. Komposisinya, 275 kantor konvensional, 13 kantor syariah dan 15 cabang bergerak (mobile office). "Untuk mendongkrak pertumbuhan dana di kantor cabang kami menambah berbagai produk dan layanan," jelas Lauren.
Per Maret 2013, Permata mencatat laba bersih senilai Rp 356 miliar atau tumbuh 7% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini mendongkrak aset Permata menjadi Rp 137,77 triliun. Adapun rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pada level 86,24% dengan rasio permodalan 16,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News