kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

PermataBank beri pelatihan fintech ke siswa SMK


Selasa, 19 Maret 2019 / 22:50 WIB
PermataBank beri pelatihan fintech ke siswa SMK


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PermataBank melaksanakan program PermataYouthPreneur (PYP) 2019 dengan tema "Inovasi Financial Technology Menuju Industri 4.0”. Program ini berbentuk pelatihan startup bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) kelas 11 dan kelas 12.

Selama dua bulan, siswa-siswi SMK ini akan diberi pelatihan kewirausahaan berbentuk financial technology (fintech). Mulai dari bisnis model, startup digital, coding, hingga literasi keuangan.

Untuk itu, PermataBank menggandeng Arkademy, yakni platform belajar teknologi untuk memutus gap keterampilan yang banyak dialami oleh siswa atau lulusan SMK.

Director Legal & Compliances PermataBank Dhien Tjahajani mengatakan, program PYP bakal terdiri dari rangkaian diskusi, pelatihan, modul kurikulum online, serta mentoring. "Agar peserta mampu mengembangkan ide produk fintech masing-masing," katanya Selasa (19/3).

Jumlah peserta program PYP 2019 adalah sebanyak 130 peserta, meningkat jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut adalah hasil seleksi yang dilakukan secara online di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera.

"Kami menyambut 130 peserta dengan ide startup terbaiknya yang telah lolos seleksi. Kami menerima lebih dari 200 pendaftaran secara online," kata dia.

Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan. Menurut hasil penelitian McKinsey & Company, perkembangan ekonomi digital Indonesia diperkirakan dapat menaikkan produk domestik bruto hingga senilai US$ 150 miliar pada 2025. Dengan kata lain, ekonomi digital naik rata-rata naik 1.2% setiap tahunnya.

Lebih lanjut, dalam usaha peningkatan potensi digital ekonomi tersebut, McKinsey mencatat terdapat tiga tantangan fundamental yang Indonesia hadapi. Pertama, kebutuhan tenaga dan bakat di area digital.

Kedua, kebutuhan startup yang mampu mengisi kebutuhan domestik hingga peluang ekspor. Terakhir, kebutuhan sarana pengukuran data digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×