kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Perbankan Melambat, Ini Pemicunya


Rabu, 25 September 2024 / 19:47 WIB
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Perbankan Melambat, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Kinerja Perbankan: Pengunjung di booth Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Jakarta, Kamis (15/8/2024). Pertumbuhan simpanan masyarakat di perbankan tercatat kian melambat pada pertengahan Kuartal III-2024.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Melihat tren perlambatan simpanan di perbankan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. 

Pertama, adanya fenoma makan tabungan dari masyarakat kelas menengah mengingat kelompok masyarakat tersebut cenderung menggunakan sebagian dari jumlah tabungan mereka untuk menutupi kebutuhan sehari-hari karena peningkatan biaya hidup atau stagnasi pendapatan. 

"Fenomena ini sering terjadi ketika inflasi meningkat atau daya beli masyarakat melemah. 

Kedua, pendapatan masyarakat diperkirakan juga mengalami penurunan karena perlambatan ekonomi atau kondisi yang memburuk di sektor-sektor tertentu, hal ini dapat memengaruhi kemampuan masyarakat untuk menabung," ungkap Josua kepada Kontan, Rabu (29/9)

Baca Juga: Pendapatan Bunga Bersih Naik Pesat, Rugi KB Bank Kian Susut

Ketiga, Josua menyebut terdapat tren peralihan dari simpanan bank ke instrumen keuangan lain seperti surat berharga negara (SBN) atau investasi non-bank lainnya, yang menawarkan imbal hasil lebih menarik dibandingkan simpanan bank tradisional.

Di sisi lain, perlambatan ini masih akan terus berlanjut jika ke depannya dipengaruhi inflasi yang cenderung meningkat, maka masyarakat akan lebih cenderung menggunakan dana simpanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan hal ini akan terus menekan simpanan di bank. 

"Selanjutnya, sejalan dengan potensi ruang pemangkasan suku bunga acuan BI kedepannya, maka berpotensi membuat simpanan di bank menjadi kurang menarik karena imbal hasilnya lebih rendah, sehingga masyarakat mungkin akan mencari alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan," ungkap Josua.

Baca Juga: Biaya Dana Mahal Tekan Kinerja, BTN Kaji Penurunan Bunga Simpanan

Namun demikian, penurunan suku bunga BI rate diperkirakan akan mendorong aliran modal ke pasar keuangan domestik sehingga berpotensi mendorong peningkatan likuiditas, dan investasi swasta atau pemerintah pun juga diperkirakan akan meningkat sehingga pada akhirnya akan berdampak juga pada peningkatan aktivitas ekonomi Indonesia sedemikian sehingga berpotensi menjaga pertumbuhan laju tabungan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×