kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan kredit konsumsi paling tinggi


Jumat, 24 September 2010 / 07:01 WIB
Pertumbuhan kredit konsumsi paling tinggi


Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test

JAKARTA. Akhir-akhir ini perbankan semakin gencar menawarkan kredit konsumsi kepada nasabah. Baik melalui petugas telemarketing maupun pesan pendek yang kerap mampir di telepon seluler nasabah. Budi Mulya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan, porsi kredit konsumsi mencapai sepertiga dari total kredit perbankan.

Pada pekan kedua September 2010, total kredit industri perbankan mencapai Rp 1.632,02 triliun. Artinya, nilai kredit konsumsi sekitar Rp 544 triliun. Sisanya, kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).

BI mencatat, pertumbuhan kredit konsumsi per Juli 2010 mencapai 24,69% dari Rp 408,95 triliun per Juli 2009 menjadi Rp 509,93 triliun. Pada periode tersebut, porsi kredit konsumsi mencapai 31,75% dari total kredit perbankan nasional yang mencapai Rp 1.605,81 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 23,98% dan kredit investasi 14,69% (lihat tabel).

Sejumlah pengamat menilai, kebijakan BI yang baru terutama aturan Giro Wajib Minimum (GWM) yang mewajibkan loan to deposit ratio (LDR) bank harus di kisaran 78% - 100% akan mengerek pertumbuhan kredit konsumsi lebih tinggi. Alhasil, perbankan terkesan kurang menggerakkan sektor riil.

Budi menegaskan, masyarakat jangan hanya melihat angka pertumbuhan kredit konsumsi. Pasalnya, BI akan mempertahankan porsi kredit konsumsi agar tidak melebihi sepertiga dari total kredit. "Kami juga akan memperingatkan bank jika kucuran kreditnya melebihi yang ditargetkan pada rencana bisnis mereka," tegas Budi.

Para bankir mengaku, penyaluran kredit konsumsi cukup besar. Namun, "Hal ini tidak akan menjadi masalah," kata Henry Koenaefi, Direktur Konsumer Bank Central Asia Tbk (BCA). Menurutnya, kredit konsumsi tumbuh lebih tinggi karena permintaannya juga besar. "Kebutuhan masyarakat meningkat saat perekonomian tumbuh," tutur Henry. Ia menambahkan, bank tak akan mengucurkan kredit konsumsi sembarangan. Pasalnya, ada manajemen risiko yang harus dipenuhi bank.

Sejatinya, kredit konsumsi tidak selalu digunakan untuk konsumsi. Direktur Konsumer Bank BNI Darmadi Sutanto mencontohkan, "Ada yang kredit motor untuk ojek, lalu ada kredit ruko untuk usaha." Dus, kredit konsumsi ikut berperan mendorong perekonomian. Hingga Agustus lalu, kredit konsumsi BNI mencapai Rp 20 triliun. Kredit konsumsi menyumbang 20% - 25% dari total kredit BNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×