kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,21   3,88   0.43%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan kredit melemah, likuiditas sejumlah bank ini melimpah


Jumat, 13 Maret 2020 / 19:47 WIB
Pertumbuhan kredit melemah, likuiditas sejumlah bank ini melimpah
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan Mesin Tunjangan Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (31/12).Berdasarkan rilis Bank Indonesia posisi uang berdedar dalam arti luas pada November 2018 tercatat Rp 5.670,0 triliun atau tumbuh 6,6 persen secara


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya pertumbuhan kredit di awal tahun bikin sejumlah bank kini kelimpahan likuiditas. Apalagi Bank Indonesia beberapa waktu lalu juga telah melonggarkan giro wajib minimum (GWM) yang juga bikin pasokan likuiditas bertambah.

Per Januari, bank sentral mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 5,7% (yoy), menurun 20 bps dibandingkan Desember 2019 lalu dengan pertumbuhan 5,9% (yoy).

Yang menarik pelonggaran likuiditas justru terjadi di kelas bank menengah-besar di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2, BUKU 3, dan BUKU 4, ini seiring pertumbuhan kredit mereka yang belum mumpuni.

Sementara bank kecil di kelas BUKU 1 justru mencatat pengetatan LDR lantaran kredit yang telah tumbuh positif.

Baca Juga: Bank BRI (BBRI) berencana buyback saham hingga Rp 3 triliun

“Kuartal I, pertumbuhan kredit BCA masih negatif secara year to date, secara siklus memang demikian. Sementara rasio LDR kami sekarang sangat longgar, di kisaran 78%,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada KONTAN, Jumat (13/3).

Rasio likuiditas bank swasta terbesar di tanah air ini sejatinya merosot cukup dalam. Akhir tahun lalu rasio LDR (loan to deposit ratio) perseroan tercatat sebesar 80,5%, sementara pertumbuhan kreditnya mencapai 9,5% (yoy). Adapun per Januari 2020, pertumbuhan kredit BCA juga tercatat tumbuh negatif 2,55% (ytd).

Baca Juga: Rupiah tertekan, BI bisa memangkas suku bunga lagi

Di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 yang likuiditas kerap super ketat juga kini diakui mulai melonggar. Direktur Finance, Treasury & Strategy PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon L.P. Napitupulu bllang kini rasio LDR perseroan bahkan telah sesuai batas aman.

“Likuiditas kami sangat baik, dan terjaga sesuai dengan ketentuan yang ada. Saat ini sesuai ketentuan, dan dalam batas yang sangat aman,” katanya kepada KONTAN.

Meski tak dirinci, jika yang diktakan Nixon benar, maka rasio LDR perseroan telah merosot dalam. Bank dengan bisnis utama di segmen kredit perumahan ini beberapa tahun terakhir selalu memiliki LDR di atas 100%, akhir tahun lalu LDR perseroan sebesar 108,29%.

Sementara batas aman LDR yang ditentukan Bank Indonesia antara 78% hingga 92%. Adapun per Januari 2020, BTN tercatat telah berhasil menyalurkan kredit Rp 253,07 triliun dengan pertumbuhan negatif 1,17% (ytd).

Baca Juga: Donald Trump: Yang terjadi sekarang bukan krisis keuangan!

BUKU 3 lainnya yaitu PT Bank Mayapda Tbk (MAYA) juga mengalami hal senada. Presiden Diretur Bank Mayapada Hariyono Tjahrijadi saat ini pertumbuhan kredit perseroan belum tumbuh mumpuni.

Per Februari 2020 bank milik taipan Dato Sri Tahir ini telah menyalurkan kredit Rp 65,13 triliun dengan pertumbuhan negatif 9,39% (ytd). Adapun LDR perseroan per September 2019 sebesar 90,27%.

“LDR kami saat ini di kurang lebih di kisaran 86%. Sementara pertumbuhan kredit tercatat masih flat,” ungkapnya kepada KONTAN.

Sementara melonggarnya likuditas nampaknya paling dalam terjadi di BUKU 2. Hal ini misalnya diakui oleh Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah yang menyebut saat ini LDR perseroan berada di level 92,6%. Padahal, September 2019 lalu rasionya LDR perseroan tercatat cukup ketat di mencapai 125,27%.

Padahal kredit Bank Oke per Februari yang tersalur senilai Rp 3,42 triliun tumbuh positif 4,51% (ytd). Efdinal bilang masih melimpahnya likuidiitas perseroan lantaran dana rights issue yang digelar akhir tahun lalu belum sepenuhnya terserap.

Baca Juga: Gara-gara corona, beberapa negara buat kebijakan untuk mendongkrak ekonomi

“Dana rights issue Rp 500 miliar belum diserap secara optimal untuk penyaluran kredit maupun bisnis. Sementara pertumbuhan kredit dibandingkan akhir tahun lalu juga masih berada di bawah 5%,” ungkapnya kepada KONTAN.

Adapun di kelas BUKU 1, Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) Fahmi Bagus Mahesa bilang per Februari LDR perseroan berada di level 91%. Sementara pada September 2019 lalu rasionya cukup longgar sebesar 81,94%.

“Selaa dua bulan terakhir kredit kami sudah tumbuh 1,06% (yoy). Kami juga dapat menurunkan beban dana dengan menurunkan DPK (dana pihak ketiga) sebesar 4% (ytd) sehingga dapat menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih secara positif,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×