Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Sementara melonggarnya likuditas nampaknya paling dalam terjadi di BUKU 2. Hal ini misalnya diakui oleh Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah yang menyebut saat ini LDR perseroan berada di level 92,6%. Padahal, September 2019 lalu rasionya LDR perseroan tercatat cukup ketat di mencapai 125,27%.
Padahal kredit Bank Oke per Februari yang tersalur senilai Rp 3,42 triliun tumbuh positif 4,51% (ytd). Efdinal bilang masih melimpahnya likuidiitas perseroan lantaran dana rights issue yang digelar akhir tahun lalu belum sepenuhnya terserap.
Baca Juga: Gara-gara corona, beberapa negara buat kebijakan untuk mendongkrak ekonomi
“Dana rights issue Rp 500 miliar belum diserap secara optimal untuk penyaluran kredit maupun bisnis. Sementara pertumbuhan kredit dibandingkan akhir tahun lalu juga masih berada di bawah 5%,” ungkapnya kepada KONTAN.
Adapun di kelas BUKU 1, Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) Fahmi Bagus Mahesa bilang per Februari LDR perseroan berada di level 91%. Sementara pada September 2019 lalu rasionya cukup longgar sebesar 81,94%.
“Selaa dua bulan terakhir kredit kami sudah tumbuh 1,06% (yoy). Kami juga dapat menurunkan beban dana dengan menurunkan DPK (dana pihak ketiga) sebesar 4% (ytd) sehingga dapat menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih secara positif,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News