Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Ada pula Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah yang menjelaskan selain faktor domestik, ketidaksatbilan ekonomi global juga ikut memengaruhi permintaan kredit nasional.
“Hari ini saya membaca Presiden Amerika Serikat Donald Trump mewacanakan untuk mendelisting perusahaan China di pasar modal Amerika. Kalau benar terjadi, ini akan menjadi babak baru perang dagang yang tentu saja berimbas kepada perekonomian nasional,” katanya kepada KONTAN.
Baca Juga: BI optimistis kredit masih tumbuh subur hingga tahun 2020
Di sisi lain, Efdinal menjelaskan perbankan nasional juga terhitung mulai berhati-hati dalam menyikapi perkembangan nasional maupun global. Alih-alih menggelontorkan kredit besar-besaran, bank-bank di tanah air dinilainya lebih selektif mengeluarkan kredit, guna menjaga kualitas.
Bagi perseroan sendiri, kondisi ini termasuk terhitung berat untuk melakukan ekspansi, khususnya di segmen perdagangan dan konstruksi. Dua segmen yang sebelumnya jadi andalan perseroan.
“Secara umum bagi kami agak berat untuk mencapai target dalam RBB tahun ini. Sampai saat ini penyaluran kredit kami juga baru mencapai 85% dari target yang kami tetapkan yang ditopang oleh segmen UKM,” lanjutnya.
Baca Juga: Walau penyaluran kredit lesu, bankir optimis ROA masih bisa naik
Bank hasil merger dengan PT Bank DInar ini sendiri pasang target cukup ambisius, hingga akhir tahun perseroan berharap bisa menyalurkan kredit hingga Rp 4,07 triliun dan menghimpun dana pihak ketiga senilai Rp 2,5 trilin.
Sedangkan per Agustus 2019, penyaluran kredit perseroan baru mencapai Rp 3,33 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News