kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan laba bank melambat di 2015


Selasa, 06 Januari 2015 / 13:42 WIB
Pertumbuhan laba bank melambat di 2015
ILUSTRASI. Fasilitas produksi semen PT?Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Tahun 2015 tampaknya masih menjadi tahun yang berat bagi industri perbankan di Indonesia.  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, kinerja perbankan tahun ini akan melemah dibandingkan tahun lalu. Bank masih akan berkutat dengan terbatasnya likuiditas dan seretnya aliran kredit. Akibatnya,"Pertumbuhan laba bisa lebih rendah dari tahun 2014," kata Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan, kepada KONTAN, Senin (5/1).

Sinyal melemahnya pertumbuhan laba perbankan sudah terlihat sejak akhir 2014. Ambil satu indikator, laba bersih bank hanya tumbuh 5,73% menjadi Rp 94,14 triliun per Oktober 2014, dibandingkan Rp 89,03 triliun per Oktober 2013. Bandingkan dengan pertumbuhan laba  setahun sebelumnya (Oktober 2012-Oktober 2013)yang mencapai 16,96% .

Nelson menambahkan, perlambatan pertumbuhan laba perbankan akhir 2014 terjadi karena tingginya suku bunga dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2014 suku bunga deposito naik 124 bps-232 bps dibandingkan 2013. Bunga deposito 6 bulan, misalnya, naik 248 bps menjadi 9,31%. Sementara bunga deposito 12 bulan naik menjadi 8,86%.

Perlambatan pertumbuhan laba, salah satunya dialami Bank OCBC NISP. Menurut Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja,di tahun 2014 lalu bank milik investor Singapura ini hanya mencatat pertumbuhan laba 15%-20% dengan kisaran laba Rp 1,31 triliun-Rp 1,37 triliun. Padahal di tahun 2013, laba OCBC NISP berhasil  tumbuh 25% menjadi Rp 1,14 triliun.

Seretnya pertumbuhan laba dialami Bank Rakyat Indonesia (BRI). Asmawi Syam, Plt Direktur Utama BRI, menjelaskan, BRI  mencatat pendapatan laba kurang lebih di atas Rp 20 triliun pada akhir 2014. Laba ini tidak berbeda jauh dibandingkan laba sebesar Rp 21,16 triliun per Desember 2013. "Kami sudah hitung. Ini sudah sejalan dengan pertumbuhan RBB dengan hitung inflasi dan pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Perlambatan pertumbuhan laba juga dialami bank-bank kecil. Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI Jakarta, menyampaikan, lemahnya pertumbuhan kredit membuat pertumbuhan laba Bank DKI di 2014 tak sampai 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×