Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance menunjukkan bahwa pertumbuhan pembiayaan memang terjadi perlambatan dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2022 pembiayaan masih tercatat tumbuh sebesar 13,48% secara year on year (YoY) lalu turun menjadi 13,23% pada 2023.
Sepanjang 2024, laju pertumbuhan kembali melambat menjadi 6,92%, dan pada Februari 2025 hanya mencatatkan pertumbuhan 5,94%.
Sementara itu, rasio NPF gross juga mengalami tren kenaikan. Pada 2022 tercatat sebesar 2,32%, naik menjadi 2,44% pada 2023, lalu meningkat lagi menjadi 2,70% per Desember 2024, dan menyentuh 2,87% pada Februari 2025.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) melihat tren pelemahan ini tidak lepas dari kondisi ekonomi yang belum stabil. Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis mengatakan bahwa daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak langsung terhadap penyaluran pembiayaan.
Baca Juga: Kinerja Industri Melambat, CIMB Niaga Auto Finance Bukukan Pertumbuhan Pembiayaan
“Penurunan kelas menengah, melemahnya daya beli masyarakat, tingginya jumlah PHK turut mempengaruhi kinerja industri multifinance,” ujarnya kepada Kontan, Senin (5/5).
Adira Finance mencatat piutang pembiayaan yang dikelola mencapai Rp 44,6 triliun pada 2022, lalu melonjak menjadi Rp 55,7 triliun pada 2023. Namun pada 2024, nilainya cenderung stabil di kisaran Rp 56 triliun.
Sartika menyebutkan bahwa perusahaan multifinance kini harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan agar dapat menjaga kualitas aset.
“Perusahaan multifinance tentunya juga harus lebih berhati-hati dalam penyaluran pembiayaan, guna mengontrol kualitas aset,” tegasnya.
Merespons tantangan tersebut, Adira Finance memperkuat sejumlah inisiatif strategis. Di antaranya dengan mengoptimalkan jaringan distribusi di wilayah-wilayah potensial di luar Pulau Jawa, memperluas sinergi dalam grup untuk meningkatkan penetrasi pasar, serta mengembangkan pembiayaan di luar segmen otomotif seperti multiguna dan alat berat.
“Pengembangan digitalisasi juga menjadi fokus utama, baik dalam proses internal perusahaan maupun di ekosistem layanan, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus mendorong efisiensi operasional secara berkelanjutan,” tambah Sartika.
Baca Juga: Kinerja Multifinance Melambat, Masih Ada Peluang Pertumbuhan?
Selanjutnya: Prewedding Natural nan Elegan ala Luna Maya dan Maxime Bouttier dengan Linen Favorit
Menarik Dibaca: Alibaba Tetapkan Standar Baru AI Lewat Peluncuran Qwen3
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News