Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data OJK mencatat piutang pembiayaan multifinance terus tumbuh melambat. Pada Agustus 2024, pertumbuhan industri sempat menyentuh dobel digit sebesar 10,18% Year on Year (YoY) dengan nilai Rp 499,29 triliun.
Pertumbuhan industri kemudian melambat 9,39% YoY pada September 2024, lalu 8,37% YoY pada Oktober 2024.
PT BNI Multifinance (BNI Finance) menilai perlambatan tersebut disebabkan penjualan kendaraan yang turun. Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi mengatakan hal tersebut berdampak pada pembiayaan kredit industri yang juga menurun.
Baca Juga: Perusahaan Multifinance Menyambut Positif Insentif Impor Kendaraan Listrik CBU
"Namun, pembiayaan dana tunai, serta pembiayaan motor baru dan bekas mungkin masih stabil. Oleh karena itu, perlambatan pembiayaan kredit banyak terpengaruh dengan turunnya penjualan unit mobil baru maupun bekas," ucapnya kepada Kontan, Senin (16/12).
Selain itu, Albertus menganggap perlambatan kinerja industri juga disebabkan pelemahan daya beli masyarakat, serta adanya peningkatan kualitas kredit pada 3 bulan terakhir yang menyebabkan perusahaan pembiayaan mengetatkan pemberian kreditnya.
Sementara itu, Albertus menilai biasanya pembiayaan oleh multifinance di akhir tahun akan meningkat signifikan. Namun, untuk tahun ini, dia menganggap industri sepertinya akan sulit untuk mencapai pertumbuhan dobel digit.
"Saya masih belum yakin, hal itu terkait dengan ketatnya pemberian kredit oleh perusahaan pembiayaan," ujarnya.
Ditambah, Albertus mengatakan akan ada subsidi untuk mobil hybrid pada 2025. Dengan demikian, orang-orang akan lebih menahan untuk membeli mobil pada akhir tahun ini dan menunggu mobil hybrid pada tahun depan.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Alat Berat Meningkat
Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan bahwa tahun depan akan memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 3% untuk mobil hybrid.
Secara total, Albertus menerangkan BNI Finance telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,55 triliun per Oktober 2024. Angka itu naik dua kali lipat dibandingkan periode sama pada 2023 yang sebesar 2,2 triliun.
Dia bilang penyebab kenaikannya karena BNI Finance hanya memiliki 30 saluran pemasaran pada 2023, sedangkan tahun ini sudah ada 52 saluran pemasaran.
Selanjutnya: FOREX-Dollar Hovers Near 3-Week High Before Fed; Bitcoin Tops $106,000
Menarik Dibaca: MIND ID Dorong Kolaborasi Perkuat Ekosistem Industrialisasi Mineral
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News