Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Shartered Indoneesia (StanChart) mencatat pertumbuhan bisnis wealth management sepanjang 2017 naik 25% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan bisnis ini ditopang oleh kinerja reksadana yang gemilang sepanjang tahun lalu.
Bambang Simarno, Head of Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia bilang bisnis wealth management tahun lalu banyak disumbang oleh kinerja reksadana saham yang mengalami kenaikan yang cukup bagus.
"Selain itu pada tahun lalu, dana kelolaan reksadana saham juga mengalami kenaikan" kata Bambang dalam keterangan pers, Selasa (6/2). Sepanjang 2017, dana kelolaan industri reksadana naik 39% yoy menjadi Rp 450 triliun.
Pertumbuhan dana kelolaan reksadana didorong oleh pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik 20%. Pada tahun ini, IHSG juga diprediksi naik sekitar 20% yoy.
Selain didorong industri reksadana konvensional, bisnis wealth management pada tahun lalu juga didorong oleh bisnis reksadana syariah. Dana kelolaan reksadana syariah tahun sebesar Rp 28 triliun atau tumbuh 10% dibandingkan 2016.
Pada tahun ini, StanChart memproyeksikan bisnis wealth management masih cukup positif. Dengan optimisme ini, StanChart akan memasukkan tiga produk baru di bisnis wealth management. Tiga produk tersebut di antaranya adalah reksadana Bahana Ekuitas Prima. Sedangkan dua produk lainnya adalah produk unitlink bancaassurance Prulink.
Untuk meningkatkan bisnis wealth management ini, bank akan menambah jumlah relationship manager sebanyak 50 orang menjadi total 200 di tahun ini. Tahun lalu, StanChart memiliki investor di bisnis wealth management sebanyak 200.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News