kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Perusahaan Asuransi Umum Sebut Prospek Asuransi Rekayasa Masih Menjanjikan


Jumat, 02 Agustus 2024 / 10:12 WIB
Perusahaan Asuransi Umum Sebut Prospek Asuransi Rekayasa Masih Menjanjikan
ILUSTRASI. prospek lini bisnis asuransi rekayasa atau engineering dinilai masih menjanjikan


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum menyebut prospek lini bisnis asuransi rekayasa atau engineering masih menjanjikan ke depannya.

Salah satunya diungkapkan PT Asuransi Asei Indonesia. Kepala Divisi Pemasaran Asei Edi Apriansah menilai prospek asuransi rekayasa cukup bagus karena adanya proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang masih berjalan.

"Selain itu, adanya perkembangan proyek energi terbarukan," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Edi menerangkan, Asei menargetkan pendapatan premi asuransi rekayasa sampai akhir tahun sebesar Rp 100 miliar. Untuk mencapai target tersebut, dia bilang perusahaan akan fokus memperluas pasar dengan pendekatan ke proyek BUMN dan Pemerintah Daerah.

Edi menyebut, perolehan premi asuransi rekayasa Asei tercatat sebesar Rp 43,2 miliar pada semester I-2024. Nilai itu tumbuh 22,8%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Sejumlah Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif Asuransi Rekayasa di Semester I-2024

"Penyebab pertumbuhan tersebut karena adanya beberapa premi dari proyek pembangunan dan pemasangan di dalam negeri, termasuk proyek besar di Ibu Kota Negara (IKN)," ujarnya.

Senada dengan Asei, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) juga optimistis prospek asuransi rekayasa masih sangat bagus pada semester II-2024.

Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok mengatakan hal itu seiring makin gencarnya usaha pemerintah untuk memberikan insentif bagi penanaman modal dalam negeri maupun asing, baik untuk pembangunan IKN maupun insentif bagi industri manufaktur, seperti otomotif dan pengolahan hasil tambang.

"Great Eastern berharap dapat memperoleh tambahan premi dari sektor-sektor tersebut," ucapnya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Linggawati mengatakan, Great Eastern mematok target perolehan premi dari lini asuransi rekayasa hingga akhir tahun ini sebesar Rp 46 miliar. Untuk mencapai target tersebut, dia menyebut perusahaan akan berfokus pada kerja sama dengan beberapa perusahaan pengembang properti, klien-klien eksisting Great Eastern, maupun broker asuransi untuk meningkatkan penetrasi.

"Selain itu, memberikan solusi yang komprehensif terhadap kebutuhan asuransi konstruksi dengan menyediakan jaminan dan harga yang kompetitif," katanya.

Linggawati menyampaikan perusahaan berhasil meraih pendapatan premi asuransi rekayasa sebesar Rp 20 miliar pada semester I-2024. Nilai itu meningkat 20%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dia menerangkan pertumbuhan premi asuransi konstruksi perusahaan didukung oleh peningkatan konstruksi sipil di sektor komersial, seperti perumahan, perkantoran, pergudangan, dan mal. Ditambah dari sektor industrial atau pembangunan pabrik, terutama pabrik otomotif, makanan, dan pengolahan hasil tambang.

Baca Juga: ACA Catatkan Pendapatan Premi Asuransi Rekayasa Rp 160 Miliar di Semester I-2024

Setali tiga uang, PT Asuransi Central Asia (ACA) menyebut prospek asuransi rekayasa hingga akhir tahun ini dirasa masih sangat menjanjikan. Direktur Teknik ACA Budi Harto mengatakan hal itu seiring dengan peningkatan realisasi proyek-proyek terkait hilirisasi sektor pertambangan (smelter) dan masih berjalannya proyek infrastruktur pemerintah (Ibu Kota Negara, jalan tol, bendungan, irigasi, pelabuhan).

"Proyek-proyek terkait hilirisasi pertambangan dan infrastruktur menjadi target pasar kami," ujarnya," katanya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Budi menyebut sepanjang 2023, pencapaian premi asuransi rekayasa perusahaan sebesar Rp 420 miliar. Adapun pada 2024, pencapaian premi asuransi rekayasa ditargetkan tumbuh 10% dibandingkan pencapaian pada 2023. Dia juga menerangkan perusahaan berhasil meraih pendapatan premi asuransi rekayasa pada semester I-2024 sebesar Rp 160 miliar.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) juga optimistis prospek asuransi rekayasa akan meningkat hingga akhir tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema menyebut perusahaan membukukan perolehan premi dari asuransi rekayasa atau engineering sebesar Rp 53,98 miliar pada semester I-2024. Nilai itu mengalami pertumbuhan sebesar 37,16%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Adapun pendapatan premi dari asuransi rekayasa sebesar Rp 39,35 miliar pada semester I-2023," ujarnya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Baca Juga: Great Eastern Targetkan Pendapatan Premi Asuransi Rekayasa Rp 46 Miliar pada 2024

Gema menerangkan kenaikan premi asuransi rekayasa tersebut disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, yakni upaya perusahaan dalam memaksimalkan penggarapan bisnis dari BUMN dan ekosistem BUMN pada 2024. Dia bilang upaya tersebut menunjukkan keseriusan Jasindo pada lini usaha yang menjadi core competence.

"Ditambah adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya asuransi di sektor konstruksi dan rekayasa. Makin banyak perusahaan yang memahami manfaat dari perlindungan asuransi terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi selama proses pembangunan," tuturnya.

Secara keseluruhan, Gema mengatakan kombinasi dari peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur, proyek besar di Indonesia, dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya asuransi telah mendorong pertumbuhan premi asuransi rekayasa.

Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi rekayasa atau engineering pada kuartal I-2024 sebesar Rp 1,14 triliun. Nilai itu meningkat signifikan 15,4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 993 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×