kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pinjaman tembus Rp 60 triliun, AFPI meminta fintech P2P lending lebih fokus ke lender


Selasa, 29 Oktober 2019 / 19:25 WIB
Pinjaman tembus Rp 60 triliun, AFPI meminta fintech P2P lending lebih fokus ke lender
ILUSTRASI. ilustrasi fintech. AFPI menilai industri lebih fokus meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberi pinjaman (lender).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pinjaman peer to peer lending makin menderu. Hingga September 2019, industri P2P lending telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp 60,4 triliun. Kendati demikian, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai industri lebih fokus meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberi pinjaman (lender).

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan, strategi ke depan yang akan menjadi kunci bagi industri P2P lending adalah kepercayaan pemberi pinjaman (lender). Ia mengaku bila bisa meningkatkan lender, maka secara otomatis jumlah realisasi pinjaman akan ikut tergerek.

“Kalau dari segi penyaluran masih terdapat gap kebutuhan pembiayaan senilai Rp 1.000 triliun bagi masyarakat yang tidak terlayani lembaga keuangan konvensional. Sehingga untuk mengisi gap itu, P2P lending harus bisa meyakinkan dan mitigasi risiko dengan baik agar lender,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id pada Selasa (29/10).

Baca Juga: Fintech ilegal dari server luar negeri jadi masalah besar satgas waspada investasi

Menurutnya, P2P lending harus fokus dan bisa mempertahankan lender yang sudah ada. “Kapasitas tahun ini, AFPI aggap industri P2P lending berhasil karena bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Sehingga tahun depan harus ditingkatkan untuk mitigasi risiko bagi lender,” kata Tumbur.

Bisnis PT Amartha Mikro Fintek juga terus menanjak sepanjang 10 bulan pertama 2019. Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 1,49 triliun. Pinjaman ini sudah disalurkan kepada 316.148 pelaku pengusaha mikro perempuan.

“Target tahun ini sudah hampi tercapai yakni Rp 1,5 triliun. Hal ini terdorong dari meningkatnya jumlah lender,” ujar Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas beberapa waktu lalu.

Baca Juga: AFPI : Kini P2P lending tak hanya bisnis pinjam meminjam tapi bisa aksi korporasi

Wenas menyatakan, saat ini komposisi lender di Amartha rata antara institusi, ritel, dan lembaga keuangan konvensional. Ia mengaku komposisi ini bisa berubah tergantung kebutuhan borrower.

Hingga saat ini, lembaga keuangan yang sudah menjadi lender Amartha adalah Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Mandiri Taspen, dan Mandiri Tunas Finance. Bahkan Wenas mengaku dalam waktu dekat masih akan memgandeng dua bank lagi.

Baca Juga: BEI merencanakan jalin kerja sama dengan fintech

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×