Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
“Kami masih piloting untuk Flexi Cash nilai pinjamannya masih kecil sekitar puluhan miliar. Saat ini masih pengguna terpilih yang memanfaatkannya, namun nanti akan kita buka untuk semua user, mungkin tahun ini sudah bisa,” lanjutnya.
Sementara Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menjelaskan sejatinya pertumbuhan kredit perseroan tak akan dipacu dari Jenius. Jenius lebih diarahkan sebagai platform untuk mengumpulkan DPK perseroan.
Baca Juga: Ini sembilan saham Indonesia yang masuk indeks FTSE Asia Pasifik per September 2019
Maklum, pascamerger dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) awal 2019 lalu loan to deposit ratio (LDR) perseroan meningkat tajam. Hingga Juni 2019 LDR Bank BTPN mencapai 147%.
Ini disebabkan dari penggabungan aset, termasuk kredit SMBC ke Bank BTPN. Hingga Juni 2019, pascamerger perseroan menyalurkan kredit Rp 143,35 triliun, tumbuh 112% (yoy) dibandingkan pramerger pada Juni 2018 senilai Rp 67,76 triliun.
“Tujuan kami pertumbuhan pinjaman bukan dari sana, kami lebih mengarahkan Jenius untuk mengumpulkan DPK yang lebih baik lagi,” kata Ongki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News