kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.067   83,27   1,19%
  • KOMPAS100 1.056   15,56   1,50%
  • LQ45 830   12,97   1,59%
  • ISSI 214   1,69   0,80%
  • IDX30 423   6,77   1,63%
  • IDXHIDIV20 509   7,50   1,49%
  • IDX80 120   1,77   1,49%
  • IDXV30 125   0,53   0,43%
  • IDXQ30 141   2,06   1,48%

PNM fokus bangun brand produk UMKM binannya di tahun 2019 ini


Selasa, 26 Februari 2019 / 17:48 WIB
PNM fokus bangun brand produk UMKM binannya di tahun 2019 ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani atau PNM bakal mengubah fokus pelatihan bagi nasabah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaannya. Tahun ini, PNM akan banyak memberi pelatihan untuk membangun brand produk.

Menurut Direktur Utama PNM Arief Mulyadi, branding dapat meningkatkan nilai jual produk UMKM. “Keripik singkong yang dibungkus dengan plastik bening dan dibakar dengan lilin paling harganya Rp 1.500, tetapi kalau plastiknya diganti jadi lebih bagus dan dikasih merek nilainya jadi bertambah,” kata dia, Selasa (26/2). Selain memberi nilai tambah, branding juga dapat membuat UMKM memperluas jangkauan pemasarannya.

Untuk itu, pada 2019 PNM akan membentuk lebih banyak cluster usaha untuk mempermudah proses branding. UMKM dengan produk-produk yang sejenis bakal dikelompokkan menjadi satu.

Kemudian, kumpulan usaha ini akan menciptakan satu produk baru dengan rancangan brand bersama. Meskipun begitu, hal ini tidak akan menghapus brand dari masing-masing UMKM. Malahan, brand yang sudah ada sebelumnya akan terus dikembangkan.

PNM mencatat, tahun lalu, ada 150 cluster usaha. Satu cluster terdiri dari 20-50 UMKM. Pada 2019, Arief mengatakan akan meningkatkannya menjadi 250 cluster. “Sebanyak 250 cluster itu pasti kita branding,” kata dia. Akan tetapi, ia tidak menutup kemungkinan apabila ada UMKM di luar cluster yang potensial untuk branding.

Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas usaha, PNM juga akan mendampingi UMKM binaannya untuk mendapatkan berbagai sertifikasi, seperti lisensi Pangan Industri Rumah tangga (PIRT), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sebagai informasi, PNM mencatat, per 2018, nasabah program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) mencapai hampir 70.000 UMKM. Sementara itu, nasabah program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) mencapai hampir 4,05 juta UMKM.

Tahun ini, PNM menargetkan jumlah nasabah gabungan kedua program itu bisa mencapai 4,75 juta nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×