kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Jamkrindo targetkan pertumbuhan penjaminan sekitar 17,5% pada 2019, ini penggeraknya


Senin, 25 Februari 2019 / 22:05 WIB
Jamkrindo targetkan pertumbuhan penjaminan sekitar 17,5% pada 2019, ini penggeraknya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) menargetkan penjaminannya bisa tumbuh sekitar 17,5% secara year on year (yoy) pada 2019. Per 2018, jumlah kredit yg dijamin Jamkrindo secara konsolidasi mencapai Rp 174,74 triliun.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto mengatakan, ada empat sektor yang bakal menjadi motor penggerak pertumbuhan penjaminan tahun ini, yaitu sektor produksi, jasa perdagangan, konstruksi, dan usaha non-produktif.

Randi mengatakan, penjaminan di sektor produksi akan didorong melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga kredit komersial lainnya. Tahun lalu, perusahaannya mencatat, penjaminan KUR adalah sebesar Rp 50,4 triliun dan non-KUR Rp 124,21 triliun.

Selanjutnya, penjaminan di sektor jasa dan perdagangan akan digerakkan oleh penjaminan kredit retail komersial serta penjaminan Kredit Super Mikro, kredit program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), Kredit Ultra Mikro (UMi), dan fintech lending berbasis komunitas.

Lalu, penjaminan di sektor konstruksi akan didorong dengan suretyship dan Kontra Bank Garansi.

Tidak hanya menjamin kredit usaha produktif, Jamkrindo juga akan tetap mendorong penjaminan di sektor non-produktif. Maklum saja, data OJK menunjukkan, per 2018 outstanding penjaminan usaha non-produktif tumbuh 23,6% secara tahunan, dari Rp 72,81 triliun menjadi Rp 89,67 triliun.

Sementara itu, outstanding penjaminan usaha produktif hanya tumbuh 8,4% secara yoy.

Sebelumnya, Randi mengatakan, pertumbuhan penjaminan usaha non-produktif tahun lalu ditopang oleh peningkatan yang cukup signifikan atas penjaminan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hal tersebut sebagai bentuk dari pelaksanaan program pemerintah yang bernama Program Satu Juta Rumah.

Menurut dia, per 2018, realisasi penjaminan FLPP perusahaannya memang naik 29,5% secara tahunan menjadi Rp 35 triliun. Padahal, per 2017, penjaminan FLPP Jamkrindo hanya sebesar Rp 27 triliun. Sektor perumahan ini berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan penjaminan usaha non-produktif Jamkrindo.

Sektor usaha non-produktif selanjutnya yang menyumbang pertumbuhan penjaminan adalah multiguna (consumer loan). Oleh karena itu, ia memproyeksi pertumbuhan penjaminan perusahaannya pada usaha non-produktif tahun ini masih didorong oleh penyaluran FLPP dan pinjaman multiguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×