kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.245   -50,00   -0,31%
  • IDX 7.057   -8,87   -0,13%
  • KOMPAS100 1.054   -1,08   -0,10%
  • LQ45 828   -2,94   -0,35%
  • ISSI 215   0,06   0,03%
  • IDX30 423   -1,66   -0,39%
  • IDXHIDIV20 512   -0,95   -0,19%
  • IDX80 120   -0,27   -0,23%
  • IDXV30 124   0,51   0,41%
  • IDXQ30 142   -0,20   -0,14%

PNM jaga rasio kredit bermasalah


Senin, 16 Februari 2015 / 18:49 WIB
PNM jaga rasio kredit bermasalah
ILUSTRASI. Kementerian ESDM sudah merancang strategi untuk mendorong pemanfaatan BBM campuran sawit dan etanol berbasis tebu.. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: A.Herry Prasetyo

Jakarta. Tahun 2014 lalu merupakan momen yang berat bagi pelaku usaha khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Meski begitu, sebagai penyalur kredit UMKM, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) masih bisa menjaga rasio kredit macet pada tahun lalu.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja, mengatakan, sepanjang 2014, PNM membukukan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross sebesar 2,8%. Rasio kredit macet tesebut di bawah rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) PNM di 2014 sebesar 3,5%.

Tahun ini, PMN masih mematok target rasio NPL gross sebesar 3,5%. Meski begitu, Parman optimistis, realisasi NPL gross sepanjang tahun ini diperkirakan bertahan di level 2,8%..

Untuk menjaga rasio kredit macet, PMN akan terus melakukan pelatihan kepada pelaku usaha UMKM. Pelatihan tersebut terutama untuk meningkatkan tata kelola, nilai tambah, hingga akses pasar pelaku usaha kecil dan menengah. Sejak 2011 silam, PNM sudah memberikan pelatihan kepada lebih dari 37.000 pengusaha UMKM di seluruh Indonesia. Tahun ini, PMN berencana memberikan pelatihan kepada 10.000-15.000 pelaku UMKM.

Pelatihan bagi pelaku UMKM merupakan hal penting. Sebab, menurut Parman, nasabah UMKM selama ini sebetulnya tidak mengalami kesulitan cukup besar dari sisi keuangan. Namun, banyak pengusaha UMKM justru kurang memiliki nilai tambah dan tata kelola usaha yang baik sehingga membikin kinerja usaha mereka kurang maksimal. Dengan meningkatkan kemampuan nasabah, Parman yakin, kenaikan kredit bermasalah juga bisa ditekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×